Selasa, 08 November 2011

Suki

Halo halo sang penulis ini. Fanfict abal, nggak keruan. Judulnya Suki. Nah, Av itu karakter saya, dan Meitantei Conan milik Aoyama Gosho. Just have fun okay ;) bagi penggemar Meitantei silahkan lihat hohoho.... maaf kalo ada romance ga jelas ya. Skip aja :)




CHAPTER 1


“Halo, aku Conan.” Conan tersenyum pada anak kelas 2 SMA. Anak-anak itu bengong. Anak SD, masuk ke kelas 2 SMA? Kaito hanya bisa menunjuk Conan.
     “Baiklah, Edogawa, duduk dekat Kuroba,” Sensei berbalik.
     “Mau apa kau kesini?” Tanya Kaito, berbisik.
     “Sepertinya kita kenal,” Conan menyipitkan matanya dan tersenyum jail. “Aaaa…. Kau Kaitou Kid, kan?”
     Urusai! Aku nanti kita bicara!” Ancam Kaito.



Conan POV

Ran pindah, dia akan tinggal bersama ibunya. Ibunya tidak menerima anak sepertiku, jadi terpaksa aku tinggal di rumah professor. Sekolahku juga harus pindah, entah ada urusan apa. Disinilah sekolah terbaik. Tidak kusangka aku bertemu Kaitou Kid. Soal disini gampang. Pantas saja, gadis tidak jauh dari Kid ini tidak konsentrasi. Aku hanya berpikir lurus, dan semua orang hanya  menganggumiku, bagaimana bisa secemerlang ini. Aku tes, dan aku tidak wajar dibilang SD. Makanya aku ke SMA. Ah, itu bel istirahat. Baik. Waktunya berbicara.
     “Baik, oke. Aku memang Kaitou Kid,” Kata Kaito memelankan suaranya. “Kau tidak wajar, kau tahu bocah. Siapa kau?”
     Aku mendesis kecil. “Dasar bodoh. Kau sudah tahu siapa aku. Kudo Shinichi.” Kataku, mengunyah rotiku sedikit demi sedikit.
     “Kenapa kau jadi seperti SD?” Tanya Kaito. Aku menceritakan semua. Rahasiaku. Dan Kaito menceritakan semuanya padaku. Rahasianya dia jadi Kaitou Kid. Aku manggut-manggut. Aku meremas bungkusannya. Aku lalu berpikir menerawang. Penelitian yang tidak ada perkembangnya. Bodohnya aku. Bodoh, bodoh, bodoh.
     “Ne, Kudo. Mau kerumahku? Mulai sekarang, kita seperti kakak adik bagaimana?”
     “Kuroba, dengar. AKu lahir Mei. Kau Juni. Kakak adik, hah?”
     “Kan, sepertinya. Biar tidak merepotkan Ai.”
End POV


Normal POV
     “Kau tahu dia?” Tanya Conan. Kaito mengangguk.
     “Besok dia juga pindah. Dasar, kau tidak tahu?”
     Mereka akrab. Conan tidak menyangka ini. Dia bisa akrab dengan Kaitou Kid alias Kuroba Kaito ini? Tidak bisa dibayangkan. Memang. Conan menunduk, memikirkan Ran. Ran. Ran dan Ran. Tetapi bukankah ada Ai? Masih ada dia. Kata-kata itu terngiang-ngiang di kepalanya. Baikkah dia pindah ke rumah Kaito? Ide bagus, dia tidak ingin merepotkan professor. Setelah tahu alasan Kaito mencuri, Conan tahu. Kaito sama sepertinya, mempunyai masalah. Toh, selama untuk kebaikkan, tidak apa-apa. Conan masih berpikir, dan tahu-tahu gadis cilik Ai muncul di hadapan Kaito dan Conan.
     “Edogawa-kun, cepat pulang. Professor menyuruhku.” Ai dengan dinginnya berkata.
     “Pacarmu dingin juga, ya? Padahal musim panas” Tawa Kaito. Pandangan Ai makn tajam. Muka Conan bersemu merah.
     “Dia bukan pacarku!”
     Kaito hanya tersenyum. Conan memikirkan itu semua. Dia lalu menjabat tangan Kaito.
     “Aku terima. Dan Ai, aku tinggal di rumah orang ini.” Conan memberitahu Ai. “EH… maksudku Haibara,” Ai mengangguk, lalu berjalan dengan muka datar. Conan tidak pernah merasakannya. Mustahil, akrab dengan Kid?
     “Osh, ayo Conan-kun!” Kaito yang dasarnya lucu mengajak Conan. Ada orang yang tidak senang. Aoko Nakamouri.


     “Bagus juga.” Tawa Conan. Kaito mengangguk, tertawa renyah.  Lalu mereka masuk kedalam. Ruangan yang benar-benar bagus. Hujan lebat turun. Conan merasakan firasat tidak enak. AI! Ai datang dan dia demam, kehujanan, diluar pintu rumah Kaito. Conan sangat cemas dan merawat Ai. Dia membopong Ai kedalam, mengompresnya, dan menjaganya.
     “Ini membuktikan kau cinta dia kawan,” senyum Kaito melebar. Conan menengok kearah Kaito. Conan menggeleng.
     “Dia sahabatku, Kuroba!”
     “Oh, benarkah? Bagaimana kalau aku mengunci kalan berdua didalam?”
     “KUROBA! Sudah, aku mau tidur.”
     “Tidak menjaganya?” Tanya Kaito. Kaito menunjuk Ai yang terbaring lemah.
     “Kenapa? Baiklah. Aku memang berjanji untuk melindunginya, mengerti Kaito? Sekarang berhentilah bermain-main. Lagi-pula, kau juga tidak bersama Av itu?” Wajah Kaito memerah.
     “Su…sudahlah! Nah, sekarang, apa yang kau lakukan, Kudo? Cepat, aku mau tidur. Kalau kau mau mengurusi dia, silahkan. Aku… aku tidak menolak tentunya,” Kaito naik keatas untuk tidur.


Kaito POV

Aku menghela napas. Dasar si Kudo itu. Aku tidak menyangka masalahnya juga seberat itu. Yah, paling nggak kita hanya musuh di TKP. Aku lumayan dekat dengannya. Dia ‘kembar’ denganku. Aku menekan kata itu. Rambutku berantakan. Dia tidak. Dan aku ya, harus kuakui lebih aktif mungkin, dan lebih ‘Kampungan’ Ah, dasar. Semua ini membuatku kesal. Pernyataan si bocah Edogawa kalau dia Kudo membuat hariku buruk. Semoga ketika aku bangun, semua seperti biasa.



“Pagi!” Kata Kudo. Aku mengerjapkan mataku. Kudo lalu segera mengguyurku air. Lalu dia terpana melihat foto ayahku. Dengan kemampuan analisisnya, dia sudah tahu itu ayahku. Aku tersenyum pahit. Lalu si Haibara memergokiku sedang menengok cucian baju Kid. GAWAT!
     “Kid dan Kudo. Hanya kurang satu huruf dan besa satu huruf. Hmph, wah Kuroba-kun, aku tidak menyangka.” Ucapnya dengan bibir mungilnya. CELAKA! SHIMATA SHIMATA! Harus punya akal cerdik.
     “Apa yang tidak menyangka, hei gadis kecil? Wohooo, kau pikir aku Kid?”
     “Tentu saja. Sudahlah. Kudo-kun, ini roti. Aku khawatir Kid-san tidak tahu cara membuat roti”
     “APA KATAMU?

Hah, diam.

“Jadi?”

“Jadi apa?” tayaku kepada gadis Haibara itu. Haibara tersenyum licik. Dia lalu mengangkat bahu, dan pergi saja. Enak saja! Akupun mengeluarkan tatapan Jaga-mulutmu-atau-kubunuh. Syukurlah, dia mengerti.

“Kuroba-kun. Lihat disini,” Kudo memanggilku. Aku refleks menengok. Lalu tiba-tiba melihat surat kabar hari ini. Ya judulnya…


KAITOU KID MEMBERI KABAR DIA MENCURI LAGI

“Indahnya bulan setengah, ditambah bulan purnama. Pencurian Star Shine dari sang bintang raksasa ke bintang cerah, Tidak lembut, tidak cepat…


Kaitou Kid”


“APA?” Aku berteriak. Tidak mungkin! Ulah Jii-chan lagi? MUSTAHIL! Aku menggeram marah. Lalu Kudo tampak berpikir.

“Bulan setengah, itu akhir bulan.  Bulan pernama terjadi tengah bulan depan. Bintang raksasa matahari ke Venus. Tiga. Tidak lembut tidak cepat. Jadi dia mengundurkan tiga minggu. Tanggal 24 bulan ini berarti. Gampang sekali Kuroba.” Kudo berpikir.

“Ya terserah apa katamu. Tapi aku tak mungkin menulis ini! Aku tidak berniat, lagipula,” Aku tertawa paksa. “Tapi siapa?”

“Dua kemungkinan, Kuroba. Dia yang palsu, atau kau yang palsu.” Kudo menghadapku. Yah, aku yang asli jelas. Buktinya, si penulis fanfict ini ,memakai KAITO POV.



Conan POV


Aku berpikir. Kuroba memang masih misterius di mataku. Ah, aku yakin bukan dia. Aku yakin. Kemudian aku merebahkan diri.

“Sudahlah. Pelakunya juga tertangkap nanti.  Cepat, aku segera berangkat sekolah. Atau kau mau pergi dengan Av?” aku mengambil ranselku. Av adalah gadis yang miss-tau-segalanya. Dia menebak dengan tepat siapa itu Kuroba dan Kuroba sepertinya tertarik dengan gadis ini. Atau si Nakamouri-san. Dia tampak cemburu. Siapa peduli, lagian?

“Eto, kamu duluan saja, Kudo. Aku masih urusan dengan Av. Yah, lagipula..” Kulihat dia sengaja mengalihkan pandangan dariku. Aku menyipitkan mata.

“Yah, masa berbunga-bunganya. Aku tidak peduli juga. Berangkat,” Kataku lemas, lalu pergi, melangkahkan kaki. Lalu tampaklah Av Kashiiu yang dibicarakan tadi. Dia menatapku seperti lama-tidak-bertemu.

“Kudo Shinichi-san! Wah, jadi kau pindah?!” katanya excited. Aku ternganga. Aku waspada. Jangan-jangan Kid…


“Oi, dia bukan Kudo. “ Kuroba sudah dibelakangku.

“KAukan tahu aku miss-tau-segalanya. Aku tau tentang kau, organisasi, Ai, Vermouth, Gin, Vodka daaaan lain-lain!” Av tersenyum lembut kepadaku. Aku ternganga. Dia bahaya sekali. Si miss tau segalanya ini.

“Nama-nama bir? Jadi kau pernah minum bir?” Kudo menanyakan itu kepadaku. Aku tersenym lelah.

“Tanya tuh, sama pacarmu” Aku jalan didepan mereka. Iri serius. Av tampak sangat senang dengan Kuroba. Kuroba kan usil. Dan dia.. mempunyai hobi aneh.

“Ne, Kaito. Bagaimana kalau kita ke taman hiburan? Kudo, kau boleh ikut kok!”  Kashiuu tersenyum.

“Dia paling iri dengan kit… eh maksudku, dia mau sekali, apalagi dengan Haibara!” Kuroba tersenyum menjengkelkan. Aku menghembuskan napas. Sabar-sabar.


“Jadi?! IRI YA? AKU AKAN IRI KALAU KALIAN bermesraan, mengerti ITU?” tanyaku emosi. Jelas, pasangan cocok saling menggoda. Aku menggelengkan kepala.

“Baiklah! Kalau kau dapat mengetahui men-in-black Kaitou Kid palsu ini, tentu aku tidak keberatan! Malah, dengan sangat err…. Menikmati AWW AV!” Kashiuu menginjak Kuroba. “Kalau kau salah, kau harus melakukannya dengan Haibara. Bagaimana? SETUJU Meitantei-kun?”

“SETUJU!”


Konyol. Tapi lihat saja,

“Kau harus melakukannya didepanku ya! 10 KALI kalau analisisku persis!” godaku. Kashiuu mukanya memerah.

“E…. kau juga Kudo! Lakukan dengan Ai!” bantahnya, menghapus kemerahannya itu. Aku terawa tertahan. Yap, sepertinya aku harus menghubungi Heiji.





Normal POV


Pulang sekolah.
Conan tersenyum licik. Sudah pasti dia berhasil. Lalu Kaito berbisik.

“Ya, Conan. Dia mau nginap nih,”
“DIA SIAPA HAH?” Av berteriak di kuping Kaito.
“Ya Maaf, wajahmu  serem sih, jadi ‘dia’ deh!” Kaito meledek.
“Panggl aku Av atau Ave boleh kek,” Senyum Av memudar. Dia tampak lesu.
“Eh, maaf dong nona. Jangan menangis. Tapi walau menangis cantik sih,”
Conan hanya menyaksikan mereka berdua beradu mulut. Mohon pembaca, jangan berpikiran jauh-jauh dahulu. Sampai klimaksnya Av memeluk Kaito. Conan membulatkan matanya, lalu hanya bisa tertawa. Baginya, itu sudah biasa tapi bagi Kaito? Conan merasakan hawa kehadiran seseorang.
“KAITO!” teriak seseorang, itu Aoko. Av dan Kaito segera melepas pelukan mereka.
“Aku pulang kesini untuk 2 hari! Bagaimana kalau kita ke bioskop?” tawar Aoko, tidak menyadari ada Av disamping Kaito. Av menunjukan pandangan pilih-aku-atau-dia. Kaito menelan ludah.
“Maaf, Aoko. Aku ada acara. Aku sungguh minta maaf!” Kaito tersenyum kecut. Dan disitulah. Av dan Aoko berdiri.


Av POV

Disitulah. Wanita yang paling kubenci. Yang hanya bisa mencekcoki Kaito. Yang tidak tahu tekanan Kaito. Tidak tahu apa-apa tentang dirinya. Merasa dirinyalah yang paling baik, tahu tentang Kaito. Mentang-mentang dia teman kecil Kaito. Dia tidak tahu apa-apa sebenarnya! Aku, tahu segalanya. Segala sudut pandang. Sudah, tidak perlu dibicarakan ‘bagaimana-karakter-fiksi-yang-dibuat-oleh-penulis-ini-tahu-sangat-‘ Aku tidak bisa menyelesaikannya Tidak atau Bisa. UH! Aku sungguh tidak mengerti.

Baik, baik. Aku suka. Aku suka Kaito. Dia begitu manis, lucu. Aku benci dengan Nakamouri ini. Aku benci dengan Mouri, pacar si Kudo. Apa gunanya bersikap manis saat kau tidak tahu apa-apa? Ya, aku tahu. Namun tidak seperti Tuhan. Hanya kemampuanku menebak. Kaito sering mengajakku terlibat di proses pencuriannya, tetapi aku menolak. Huh, kadang iri juga sih, lihat Kaito yang menggaet ratusan perempuan. Hah, aku mencintainya? Ya, kalau dipikir-pikir iya juga. Tapi disana rivalku. Dan disini aku menang. Kaito mementingkan aku.

“Nona ini datang juga, heh,” Aku tertawa sinis. Muka dua, batinku. Eh bukan muka dua. Muka sepuluh. Wajah manisnya bukan apa-apa bagiku.

“Apa katamu? Jelas, Kaito…”
“Kaito? Haha.” Aku tertawa hambar. Kaito dan Conan bersiaga, tahu-tahu nanti ada pertumpahan darah. “Ada banyak yang kuketahui, Nakamouri. Ajak saja Hakuba. Kudengar, ayahmu menerima ajakan Hakuba refreshing ke London, kan? Dan membicarakan Kid. Kau harusnya ikut. Dia” Aku mengerlingkan mata ke Kaito. Wajah Kaito berubah.  Wajahnya seperti marah. Oh, apakah dia masih mencintai Aoko? Aku bungkam, menyipitkan mata ke Nakamouri. Nakamouri itu langsung berlari sambil menangis. Aku tersenyum seperti biasa ke Kaito. Kaito tampak mematung.
“Kaito, ada apa?” Aku menaikan alisku. Conan hanya berdecak.
“KAU! JANGAN MEMBUATNYA NANGIS!” tiba-tiba Kaito meledak. Aku terkejut, mataku membulat.
“Kau masih mencintainya? KATAKAN PADAKU!” Aku berteriak tidak kalah emosinya. Kaito hanya melotot padaku.
“MEMANGNYA KENAPA HAH? DARIPADA KAU, DASAR MISS SOK TAHU! DIA MANIS TAHU! AKU JUGA TIDAK TAHU! Kau abstrak! Apa yang kaulakukan disini, hah? Lagian,” dia berhenti, melihatku menangis. Aku sakit hati. Tetapi aku egois. Aku mendorongnya sekuat tenaga. Dia hampir terjatuh. OH MY GOD! Aku mendorong Kaito! Conan menangkapnya.
“Aku…aku…aku…” Aku tidak sanggup menahan tangisku. “Aku mencintaimu, Kaito! Aku cemburu! Kau tidak mengerti? Kalau begitu, aku akan pergi. Aku akan pergi jauh. Menghilang dari kehidupanmu. Terserah, aku tidak peduli!” Teriakku keras. Aku mengambil koper dan pergi. Membanting pintu. Aku menangis. Menangis. Aku sedih. Dan perasaan ini melambung dan pergi.




Normal POV

Kaito jelas terkejut. Dia menatap langit-langit. Conan hanya tersenyum kecut. Sebagaimanapun, dia tidak ikut campur.
“Aku tidak tahu dia menyukaiku,” curhat Kaito pada Conan, berusaha berdiri. “Kukira dia hanya membantuku, seperti kau dan Haibara”
“Tapi belum tentu” Conan berjalan kearah dapur. “Haibara mungkin menyukaiku. Tapi jelas dia suka padamu. Dasar tidak peka” Kaito hanya menggeleng. Dia melukai hati Av. Aoko. Siapa yang bakal dipilihnya? Well, Aoko tidak tahu identitas dirinya. Kalau tahu, dia pasti membencinya. Av beda. Av itu… unik. Kadang pendiam, dewasa, kekanakkan. Bercampur satu. Bahkan dia sendiripun heran.
“Sudahlah Kuroba. Masalah perempuan ini. “
Masalah perempuan. Dua kata yang sulit dicerna, sulit sekali. Dia laki-laki.


Kaito POV

“Kashiuu Avei tidak masuk, anak-anak. Tidak tahu sampai kapan,” gumam sensei. Yang lain mendengarkan. Hunjaman jarum menerpa Kaito. Av, tidak masuk. Well, Hadiah yang bagus untuknya. Dia pulang dengan murung, dan Aoko menghampirinya. Conan sedang ada perlu sebentar.
“Lho, mana pacarmu?” Tanya Aoko sinis.
“DIa bukan pacarku. Kami bertengkar” ucapku jujur. Aoko berjalan disampingku. Angin menerpa tubuhku. Rasa nyaman ini, tapi beda… nyaman tertekan, dua sisi.
“Bagus. Aku tidak suka dia. Seakan, dia tahu kamu.”  Memang benar, batinku dalam hati. Lalu Aoko tersenyum manis. Dia menunjuk ikan. “Indah, kan, Kaito?” Aku langsung memasang ekspresi ketakutan, serius. Lalu aku menggelitiki Aoko. Dia menggelitiku balik. Wajahkami sekitar 20 senti. Jaraknya.  Aoko menutup matanya. Aku baru setengah menutup, muncul gambaran Av dikepalaku dan suaranya.

“Aku mencintai kamu, Kaito.”

Menyadarkanku. Aku langsung mendorongnya pelan.
“Geez, Nakamouri, jangan tidur disini dong! Kan tadi main gelitikan! Kok malah tidur?” Aku tertawa bohongan. Aoko mengerjapkan matanya, mundur satu langkah.
“Na…kamo..uri?” Katanya terbata-bata. “Kenapa kau panggil aku…”
Aku memegang tangannya yang lembut. Mencium dahinya.
“Karena kita teman. Banyak hal yang kamu ketahui tentang aku, Nakamouri-san. Tapi Ave. Dia…. Tahu segalanya. Jaa, Aoko. Nakamouri-san!” aku melambai. Dia ternganga sedikit. Maafkan aku Ave… maafkan aku… Beda. Beda rasanya. Saat berjalan bersama Av, aku merasa nyaman, bebas. Aku tidak sanggup.


Normal POV

“Halo, detektif kecil.” Sapa sosok berbaju putih. Conan yakin  itu bukan Kaito karena dia jelas dibelakangnya. Dia menoleh kebelakan. Kuroba disana, tidak jauh di sana. Lalu Conan tersenyum licik.
“Halo, Kuroba-kun” Sejentak Kid itu kaget. Dia hanya tertawa. Dia memakai topeng. Ya, topeng.
“Kuroba? Siapa itu?” dia terkekeh. Conan tersenyum.
“Yang disana, tepat saat aku menoleh kebelakang, itu dummy. Kau mendirikan dummy, lalu turun, karena kau berdiri persis diatas saluran. Lalu kau menelusuri saluran, dan ke ruangan dibawah ini, memanjat dan kaboom! Disinilah kau. “ Kid itu tersenyum saja. Dia melepas topengnya dan…

PSSHIIIU! Peluru itu meluncur dari jam tangan Conan. BRUK!



Pelan-pelan, dia membuka mata. Dia melihat sosok kecil Shinichi kudo. Dia menoleh lemah. Conan. Conan tersenyum, mengompresnya. Dia mengeluh sedikit.
“Dimana aku?” tanyanya. Conan mengerutkan alis.
“Kutebak dulu ya, tadi kau melepas topeng, mempermainkan aku dan peluru bius menancap. Aku terkejut, siapa ya, lalu aku membawamu kerumah.” Jelas Conan tersenyum manis, senyuman menipuku-kubunuh-kau.  Kaito tertawa hambar.
“Ya, aku janji bermesraan dengan Av. Tapi, orangnya saja tidak ada?” Kaito duduk, mengubah posisi.
“Well, kau harus cari orang lain, besok harus ada” Conan segera meminum tehnya yang super lezat itu(hah?) Tidak masuk akal.

Kaito, bertemu dengan sosok itu. Sosok yang membuatnya lega, sosok yang membuatnya kuat menonlak Aoko. Duduk merenung, menatap langit biru bertabur bintang. Ini sudah malam, Kaito terkejut. Dia ternganga. Ya, Av. Dia terkejut melihat Kaito, dan membuang muka. Kaito tidak mengerti. Sangat tidak mengerti. Kemudian dia duduk di samping Av yang masih canggung.
“Kau kembali?” Tanya Kaito. Hanya anggukan yang menjawab pertanyaan pangeran Kid ini. Av membuang muka kearah berlawanan. “Maafkan aku,” kata itu meluncur mulus di  bibir Kaito. Av hanya diam sampai terdengar suara isakan.
“Kaito, aku suka padamu. Aku cinta padamu, Kaito. Tapi eukh!” Sebuah pelukan hangat. Av membalasnya, menangis dipundak Kaito.
“Maaf. Aku sadar. Aoko hanya seperti saudara bagiku. Beda, kau tahu.” Kemudian dia memeluk. Setelah itu, Kaito melepaskan pelukannya. Wajahnya dan Av sekitar 10 centimeter saja. Av menutup mata, karena menangis. Kaito menaruh telunjuknya di bibir Av.
“Hushh… jangan menangis. Aku…” jarak mereka  5 senti. “Mencintaimu” 1 Senti. Bibir mereka bertemu. Kaito menarik kepala  Av, mendekat. Av hanya menangis sembari itu. Mereka saling melepaskan. Kaito mendorong Av kerumput.
“Kau tahu…” katanya, lalu melumat kembali. Av sejujurnya agak takut karena dia berposisi dibawah Kaito. Tapi dia menikmati. Dan dia membuka mata, tetapi Kaito belum melepaskan. Kaito membuka mata. Dia hanya menunjukan ekspresinya dari matanya. Mata Kaito begitu dekat baginya. Lalu Av membalasnya. Kaito kaget, entah dia senang atau apa.


“Bangun” sosok itu lagi. Kaito membuka mata. Ada Av tertidur diatasnya. (blush) “Tanpa diminta kau mau juga ya begini.”
“TUNGGU! Apa aku tidur semalaman dengannya?” Kaito bertanya. Karena posisi mulut Av tidak jauh dari mulut Kaito.
“Tentu saja, bodoh. Sekarang jam 4 pagi. Cepat bangun dan mandi, keburu orang lewat.” Conan tersenyum sinis. Kaito membangunkan Av.
“Kai…to?” Av membuka matanya. “KAITO!” Av memeluk Kaito.
“Ugh, sakit ugh….”
“Aku tidak ingat apa yang terjadi, aku senang kau disini!”
“Oh, ya?” Kaito tersenyum. “Mungkin ini akan mengingatkanmu ya”  Kaito mencium av lagi. Kali ini lebih. Lebih, agresif mungkin? Penuh, dia menyerahkan semua yang dimulutnya ke Av. Av hanya berkaca-kaca, kaget disuguhi makanan pagi tidak lain tidak bukan mulut Kaito dan isinya.
“Oi, ada orang disini” Conan mendecak. “Cepat, ganti baju.”

2 komentar: