Minggu, 20 November 2011

Suki; Chapter 14

Sebenernya agak males ngelanjutin ficc GAJE ini. Tapi sekarang idenya udah muncul lagi. Commento, commento :))))) Agak dikit sih --smirk.
Maaf kalo yang tidak berkenan. Summimasn :D


--------------------------------


Chapter 14: Valentine 






Chapter 14: Valentine Shin


Av POV

Aku bisa merasakan mereka mulai memanggil namaku. Entahlah. Mataku tertasa berat. Apa ini sudah waktunya? Aku tidak masalah. Tapi tiba-tiba ada suara yang begitu kuat.
“Teruslah hidup. Tapi kau mempunyai pilihan.”
Vermouth? Dia, kan yang membuatku seperti ini! Plis, jangan bercanda! Oh, Kami-sama!
“Tidak, itu Vermouth palsu. Aku sudah mati. Baiklah, selamat tinggal.”
Baiklah, aku akan terus hidup Vermouth. Aku akan mencoba. Tidak ada salahnya, bukan? Aku membuka mata lagi.



“Okaa-san!” sambut Shin ketika aku dibantu Kaito untuk pulang. Senyum letihku terpampang melihat mereka berdua. Aku merebahkan diri di ranjangku. Aku… capek. Kaito perlahan-lahan menyerahkan segelas air putih. Aku tersenyum.



Tidak terasa banyak waktu sudah berlalu. Sekarang hari valentine. Oh, baiklah. Aku hanya bangun pagi seperti biasa. Sayang, semejak kejadian itu Shinichi dan Shiho tidak memliliki kemajuan. Kasihan mereka. Aku baru bangun pagi ketika disambut oleh  beberapa makanan kesukaanku, dan kotak coklat. Dan aku melihat jubah Kaitou Kid. Dasar. Aku lalu dipersilahkan duduk. Dimana anak-anak? Aku juga tidak terlalu tahu, dan bodo amat..
“Huh. Selamat makan.” Kid membungkuk. Aku tersenyum kecil.
“Sudah berapa tahun kita menikah?” Tanya Kid menyadarkanku.
“Kita belum pernah menikah.” Gumamku. Kid kaget.
“Maksudku, aku belum pernah menikah dengan Kaitou Kid. Aku menikah dengan Kaito Kuroba.” Kataku lagi, tertawa melihat ekspresinya. Kid tersenyum. Dia melepas jubahnya. Jadilah Kaito. Dia ikut duduk.
“Mungkin 6 tahun.” Av angkat bahu. Dia tersenyum. 
“Bolehkah aku menciummu?” Tanya Kaito. Av mengangguk. Dia sudah habis makanannya. Dan mereka berciuman biasa selama 30 detik. Kaito ‘menerkam’ Av semakiin ganas saja.
Shin POV

Iew, apa yang otoo-san dan oka-san  lakukan? Seakan  mau memakan gigi Okaa-san saja. Ugh. Menyebalkan. Hari yang menjijikan, kalau boleh kutambahkan. Aku mengintip. Oh yeah. Dan mereka sekarang sudah mulai melakukan itu sambil jalan ke kamar mereka. Huh. Dasar. Aku segera mengambil tasku dan Kito juga ikut. kami berangkat sekolah. Aku menengok ke samping. Ore ore, sekarang siapa lagi itu. Akusha Nia, tetanggaku. Dia sudah jadi temanku saat umur 2 tahun mungkin. Aku menghela napas saat kulihat ke jendela, rambut Otoo-san masih berkibar. Huh. Lalu kudengar mereka tertawa.
“Pagi, Shin-chan.” Kata Nia tersenyum. Aku hanya menguap saja, mengabaikan dia. Lalu kulihat Okaa-san berlari keluar.
“SHINCHI!! KITO! Kalian belum makan pagi!” protes Ka-san dan berkacak pinggang. To-san juga menyusul. Dia menatapku kau-liat-apa.
“Aku tidak mau menganggu makan pagi  ka-san dan to-san yaitu mulut.” Kataku tanpa pikir panjang. Mereka berdua memerah mukanya.
“Kau liat!?” pelotot to-san.
“Dari awal sampai lumayan akhir.” Tambahku menguap lagi. Mereka memerah lagi mukanya.


Normal POV

Av menelan ludah.
“Yasudah, Shin, pergilah sekolah. Kaito, aku harus menemui Shinichi.” Av menambahkan. “Halo Ni-chan, apa kabar?”
“Baik, Av jou-san!” senyum Nia mengembang. Av segera brlari bak dikejar anjing, dan dia tabrakan dengan seseorang.
“Ah summimasen,” kata Av, dan dia lihat. Shinichi! Shinichi tersenyum.
“Nonton?” katanya, memberi tiket. Av tersenyum pada Shinichi  lagi. Dia kemudian menepuk pundak Shinichi.
“Bagaimana kalau kita nonton aksi Romeo and Juliet nanti di sekolah Shin? Maukan?” Tanya Av. Shinichi mengangguk, sedangkan Kaito mencibir. Setelah dibujuk, Kaito mau juga.



“Juliet… kau sangat indah bagaikan bunga cantik ini…” Shin berakting. Av menyenderkan kepalanya ke Kaito. Dan kemudian mata Av membuulat saat Shin mendekat ke muka perempuan itu.
“Oi OI!” teriak Kaito saat mereka sudah sangat dekat. Tapi, untung hanya pelukan. Kaito menarik napas lega. Setelah berakhir, Shin protes ke Kaito.
“Otoo-san! Mengganggu saja!”
“Iyalah, masa’ kau mau mencium gadis siapapun namanya.” Kaito cemberut.
“Emang Otoo-san nggak cium Okaa-san waktu ada pementasan valentin di sekolah?”
“Itukan SMA! Kau masih SD!” seru Kaito. “Lagian, aku tidak  yang jadi pangerannya Kudo!” Kaito menodong Shinichi. Shin menoleh, melihat kearah ‘kembarannya’
“Jadi, Shinichi-jii san yang mencium kaa-san saat itu.” Shin berbisik. Dia mengangkat bahu. “Well, siapa peduli.” Katanya, yang famous dikerubungi cewek-cewek. Av tertawa lagi. Tapi seorang anak yang tadi (hampir) dicium Shin datang.
“Ojou-sama.” Bisiknya datar. “Bisa ceritakan tentang pentas itu?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar