Kamis, 10 November 2011

SUKI Chapter 5

Detective Conan milik Aoyama Gosho. Cuma nambah sih *cengengesan* awal pembuatan iini perasaanku naik turun, tumpah ke Shinichi dan Av.
Shinichi: NANI? DASAR!
Av:-_- Dasar!
Penulis: Gomenne, Shinichi, Av. Tenang, konflik makin seru.
Kaito: Aku nggak ikutan?
Penulis : Tentu
Aoko: Aku benci orang yang nulis ini.
Penulis : Aku juga benci kamu Aoko, Ran. MWAHAHAHAHHAHAHAHAHA entah kenapa kalian begitu menyebalkan. Makanya kuciptakan Av. :)
Have Fun!
*Skip*
Warning: Sangat dikit, jadi Maaf banget yaah... ~^_^ ~ Arigatou ne~
                                                               ********




CHAPTER 5

Chapter 5: Flashback


“Kudo, maafkan aku,” Ai meminta maaf. Shinichi hanya mengerutkan dahinya. Gadis ini, dia baru menyadari. Sudah menyusut lagi jadi sekecil mungil. Jadi Ai Haibara. Ai memutar mutar, menatap wajah Shinichi. Shinichi bingung apa yang harus dia ucapkan. Kata-kata tidak akan membuatnya. “Kudo, akulah yang memasukkan penawar APTX4869 jenis SWXE4709…” Ai memutar badannya, lalu mulai search data-data di laptopnya. Shinichi datang mendekat, agar bisa melihat apa yang ditunjukan ai.

“Kudo, SWXE 4709 adalah ramuan yang tidak baik. Penawar, yang membuat orang kembali jadi APTX 4869 kalau dia berdebar kencang sekali. Harus. Ini tidak akan membohongi apapun yang kamu lakukan.” Shinichi terkesiap. Apa? Berdebar? Déjà vu rasanya. Dia tidak mengerti. Hanya menangkap kata-kata, tidak baik, bedebar, lakukan. APA? Jadi dia harus melakukan yang tidak baik? Tenggorokannya tercekat, kembali merekam ulang apa yang diucapkan Ai tadi. Ini berlebihan.
“Paling tidak, kau harus…,”



“Kudo?!” Av tersadar. Dia memanggil nama keluarga Shinichi. “Maksudku, Shinichi? Hei, kau sudah bangun? Syukurlah.” Av mendekap Shinichi. Shinichi membuka mata. Dia melihat Kaito malas menunggunya. Av hanya tersenyum bergairah pada Kaito, dan senyum aku-cemas pada Shinichi.
“Aku tidak apa-apa,” Shinichi tersenyum lemah. Dia menatap wajah Av yang berpendar. Mata coklatnya, rambut hitamnya…
“Av, tinggalkan kami sebentar,” Kaito berdiri. Av shock. Matanya membulat.
“Kalian tidak saling bunuh, kan?” Kaito hanya tertawa.
“Konyol sekali, Av,” kata Kaito, sementara Av menghela napas lega, membuka pintu rumah sakit. Ceklek. Dia melambai, dan berjalan. Kaito menatap tajam Shinichi.
“Sampai kapan kau merebut Av-ku?” Kaito menyipitkan matanya. Shinichi memalingkan muka.
“Entahlah,” jawabnya.  Kaito menyipitkan mata lagi. Lalu dia hanya menghela napas.
“Aku tidak mau berbagi gadisku dengan orang sepertimu, Kudo. Sayangnya aku harus.  Tapi kau tahu…”



Sekolah masih pagi. Namun Kaito dan Av bangun lebih pagi. Mereka saling mengucapkan selamat pagi dan masuk ke kelas. Shinichi tiba beberapa detik kemudian. Dan datanglah mulai banyak murid. Av tersenyum. Lalu dia melihat Shinichi begitu murung. Dia mendekati.
“Rishuu, kau tidak apa-apa?” Tanya Av cemas. Shinichi sadar dia yang dipanggil, menoleh.
“E…cie… Kashiuu… khawatir ama Rishuu? Kuroba gimana tuh?” ledek Aka, teman cowok Kaito. Kaito hanya tersenyum sinis.  Lalu dia mendekat, menepuk bahu Av.
“Av,” mendekatkan wajahnya ke pundak Av. “Hanya milikku,” lalu ketika Av menoleh, mereka bertemu lagi. Semua yang ada di ruangan itu wajahnya seperti tomat. Mereka melepaskan. Wajah Shinichi agak kesal, tapi biasa saja. Aka kehilangan kata-kata.
“Kuroba… na…na…nanti Rishuu marah lho?” Aka menelan ludah. Kaito menggeleng pelan.              Tiba-tiba Aoko masuk. Kaito hanya mengangkat bahu, kembali ke tempat duduknya. Dan Aoko menarik kerah baju Av.
“KAU! KAU BAJINGAN, KAU PPPEEEEEEEEEEEEEEEEPPPPP!” PAK! Aoko menampar Av. Av jatuh. Kaito segera menolongnya.
“Kau GILA!” Seru Shinichi kesal. Dia heran dengan orang mirip Ran itu. 
“Oi, Aoko. Kenapa harus begitu?” Kaito menyipitkan matanya.
“OH, Kaito ya!” kemudian dia mendekat, dan mendekatkan mukanya.
“KAU BARU SAJA MELAKUKAN…,” Aoko segera mencium Kaito lembut. Kaito terkejut, dan wajah Av memerah. Kemudian dia bangkit, menarik Shinichi.
“Akira! Ayo kita lari saja! Ayo!” Av tidak mampu melihatnnya. TING TONG! Bel dimulai.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar