Selasa, 08 November 2011

SUKI; Chapter 3

Ketemu lagi hai=hai... aneh banget ya masa' udah ketemu lagi. Oke, emang ga ada gunanya baca curahan penulis ini. BTW, ceritanya makin Gaje aja. wkkwkwk....
MEITANTEI CONAN milik AOYAMA GOSHO! :D ~ Tidak bosan mengingatkan dong... Fanfict pertama gitu-loh! (Gayanya)




Chapter 3



Chapter 3


Conan bangun. Dia merasa dingin. Pantas saja! Tubuhnya membesar! DIA JADI SHINICHI? Dia memakai baju dan segera berteriak, dan bilang pada Ai. Ai juga sudah membesar tubuhnya. Dia bingung. Lalu dia punya ide. Shinichi segera ke professor Agasa.
“Professor…” Shinichi terengah-engah.
“Kudo-ku..? Siapa kau?” professor kaget.
“Kudo Shinichi, Edogawa Conan, terserah. Prof, tolong bilang pada SMA Teitan aku pindah ke sekolahnya Kaito. Mau, kan?”
“Baiklah kalau kau bilang beg…” Shinichi sudah lari duluan.


“Perkenalkan, namaku Akira Risshu. Yoroshiku,” senyum Shinichi.
 “Dia mirip dengan Kaito!” gumam anak perempuan.
“Oi, Risshu, kau mirip dengan Kuroba dan Kudo. Ada apa hah?” Tanya anak laki diseberang.
“Tidak ada apa-apa,” Senyum Shinichi, senyumnya tipis.


“Are? Kudo-kun?” Av mengangkat alis. “Tumben, biasanya ada sepak bola. Mana pacarmu, Ai? Sengaja ngeliatkan?” ledek Av gemas. “Kamu sudah jadi Kudo lagi?’
“Ya,” ucap Shinichi malas. Av duduk di sampingnya.
“Tidak bertemu dengan Mouri-san?” Av mengangkat alis.
“Ran sudah pindah, I told you, duh. Aku sudah sendiri. Sepertinya dia…, tnangan.” Shinichi menenggelamkan wajahnya di tangannya.
“Kau saja dengan Ai. Kan, tidak apa-apa Shini…” Av membekap mulutnya. “Kudo,”
“Kau memanggilku Shinichi?” Shinichi membelalak. Av gagap.
“Kudo-kun maksudku. Ha. Ha. Ha.” Av memalingkan mukanya. Baru kali ini, dia berdua dengan Shinichi. Oh, come on. Plis, deh. Maksudnya, hentikan. Hening sejenak. Yes, garing banget.
“Kudo-kun, kau tidak ada perasaan apapun dengan… Ai?” Tanya Av. Shinichi menoleh. Entah kenapa dia merasa wajah Av begitu bersinar.
“Tidak. Sekarang aku yang bertanya. Kau suka denganku?”
“Well, kalau suka sebagai teman atau musuh sih, aku suka. kau begitu… mirip dengan Kaito,” Av menarik napas. “Rasanya aku ingin sekali punya pacar yang  pengertian. Seperti kamu. Nii-sanku tadinya berkata bahwa lebih baik aku suka padamu (wajah Shinichi memerah) daripada Kaito. Tapi, aku terlanjur suka Kaito.” Jawab Av jujur. Shinichi hanya bisa termenung.
“Kalau begitu, sekarang kau suka aku?” Tanya Shinichi pede.
“Ya,” jawab Av tanpa ba-bi-bu. Shinichi hanya memerah.
“Tapi kaukan suka tiipe yang kawaii… tiap ada orang mati AAAAAAa terus suka membantu, blah blah blah.” Av mengambil bungkusan pop corn. Shinichi hanya memutar matanya.
“Bilang saja kau tidak suka Ran”
“Memang tidak” Jawab Av sinis. Shinichi hanya menyipitkan matanya. Av tertawa.
“Kau begitu mirip Kaito, tapi versi cool. Aku suka kau,” Av menaruh popcorn di Oven. Shinichi hanya menghela napas.
“Kalau kau suka, peluk aku,” Shinichi sadar apa yang dia katakan.
“APA?” Av terkejut. KLONTANG, sendoknya jatuh. Dia menoleh. “Suka padaku, he?” dia tertawa sinis. “Tapi tidak masalah. Ayo peluk.” Av melipat tangan. Shinichi ragu-ragu, tapi dia tidak akan menarik perkatannya. Dia berjalan perlahan. Lalu dia memeluk Av. Hangat, pikirnya.
“Oke sudah kan?” Av melepas pelukan Shinichi. “Hh, sudahlah.” KRIIIIINNNNGGGGGG

“Moshi-moshi. Kaito?”
“Ya, Av, maaf aku tidak pulang sampai besok. Ada urusan.”
“Oke, tidak masalah.”
“Haibara akan pulang. Kalau bisa gencet dia agar sama Kudo. Sip?”
“Haibara akan pulang, aku mengerti. Yang kedua, aku nggak nangkap apapun”
“Jangan gitu dong.”
“Apapun katamu. Oke, dah Kaito.”
“Bye”
“Kiss”
“Kiss”
KLIK
“Ciuman online?” Tanya Shinichi sinis. Av mengangkat bahu. Dia kemudian duduk di samping Shinichi.
“Kau tahu Kudo, sebenarnya  kau itu tampan,” celoteh Av. DEG! Jantung Shinichi berdetak cepat. “Sama seperti Kaito” Tiba-tiba dia merasakan cemburu.
“APA? Aku sama dengan Kaito?” teriak Shinichi.
“Iyakan?” Av meninggalkan Shinichi.




Shinichi POV

DUH! Kenapa aku jadi mikirin dia? Sifatnya bercampur, persis. Ah. Aku suka dia? HAH? NGGAK MUNGKIN! Tiririt Tiririt.
Kudo, mau keteemu denganku nanti di Restoran?

Hattori

Aku menarik napas. Aku tidak mungkin meninggalkan Av sendiri. APA? Sejak kapan aku memanggil nama depannya?
“Kashiuu, ayo ikut aku ke restoran.” Kataku, mengambil jaketku.
“Untuk apa?” Tanya Kash. (Singkat aja)
“Ayolah,” Aku segera menarik tangannya dan berjalan ditengah taburan bintang. Aku jadi ingat malam si Kuroba dan Kash. AH! Sialan, kenapa aku harus ingat kejadian asdfghjkll itu? Aku hanya menarik napas. Kenapa aku merasa Kashiuu begitu spesial? Aku tidak mengerti. Kami berjalan. Suasana begitu sepi. Ya, sepi. Kash memegang tanganku erat-erat. Tapi tiba-tiba… seorang laki-laki mengambil Kash! Aku terkejut.

 Aku berlari mengejarnya. Untung dia berlari arah ke Restoran. Untung hah? Aku sadar. Aku lalu menendang laki-laki itu dan mengambil Kash. Kash ketakutan. Kash memelukku. Apa? Ya, benar. Dia menangis di dekapanku. Aku… tidak menyangka. Aku hanya bisa memeluknya kembali.

“Shinichi, maafkan aku, aku merepotkanmu,” sesal Kashiuu. Aku terkesiap. Shinichi? “Eto… bolehkan?” dia bertanya polos. Aku, sih tidak masalah.
“OI!” Suara Hattori. Sialan, kenapa dia melihat saat dia memelukku?
“Kalian ini malah mesr… eh? Siapa kau?” Hattori bingung. Av tersenyum manis.
“Avei Kashiuu, salam kenal Hattori-kun,” Jawab Av. Dia tahu nama Hattori? Oh ya, aku lupa.
“Yoroshiku…,” Hattori terpana melihat Av yang tahu namanya. Mereka segera masuk kedalam, dengan aku tentunya. Lalu Av duduk di meja seberang, jauh, karena tempatnya penuh. Aku tidak bisa melihatnya di tempat aku duduk sekarang. Aku tidak bisa konsentrasi.
“Nah, bagaimana kalau kita menangkap Kid?” Tanya Hattori, lalu duduk. Dia mulai berceloteh panjang tentang Kuroba. Yah, tidak perlu ditangkap lagi aku sudah tahu. “Eh, Kudo, kok kamu bisa jadi besar lagi?”
“Entahlah, tapi ini pasti ulah Haibara. Dia terlihat gelisah,” ucapku, tidak memerhatikan.
“KYAAAAAA” jeritan keras. MUNGKIN AV! Aku segera berdiri, dan mengejarnya. Tapi tidak. Ternyata kasus lagi. Huh, merepotkan. Av tersenyum manis menantiku. Ugh…. Aku meleleh.




Normal POV

Av menunggu Shinichi selesai kasus. Dia tadinya mau pulang duluan (dia tinggal di rumah Kaito) tapi dilarang.  Selesai kasus…
“Shinichi…” Av berkata pelan.
“Av, ayo pulang”
Taburan bintang lagi. Wajah Shinichi memerah rasanya, mendidih.
“Hey, dibanding Kaito, kamu lebih milih siapa?” Tanya Shinichi. Av terkesiap. Dia menatap Shinichi.
“Kamu tapi…” belum selesai, wajah Shinichi sudah dekat. Av membelalakkan matanya. Shinichi mendorongnya kedinding gang itu. Sepi. Bertemulah keduanya. Sensasi yang beda saat dengan Kaito. Av tidak tahu harus berbuat apa. Ini gila. Ini semua membuatnya gila. Dia menyentuh pipi Shinichi, yang membuat Shinichi membuka mata. Shnichi tersenyum bergairah dan menutup matanya lagi. Kelip Venus mulai mereda. Mereka saling melepaskan. Shinichi sadar.
“Apa yang kau lakukan? BAKKA!” Av hampir menangis.
“AH!” Shinichi menampar dirinya sendiri.
“Apa kata Kaito? Aku sudah mencium Shinichi… ini buruk. Tapi”
“Kau menyukainya,” tebak Shinichi tepat. Dia mendekat lagi. Av menaruh tangannya di dada Shinichi, mendorongnya dengan tenaga kecilnya. Shinichi jauh lebih kuat. Kembali lagi. Saat mencapai fase ‘menjulurkan lidah’ Av lalu menghentikannya.
“Tidak, Shi. Tidak boleh. Aku pulang.”






“Kudo,” bisik Ai. “Maaf, aku yang menaruh pil penawar APTX 4869 di mulutmu saat kau tidur.” Shinichi membesar matanya.
“Oke, itu berttahan lama sekali.”
“Iya, dan itu akan kembali seperti semula kalau kau melakukan hubungan “fisik”––––jangan berpikir jauh2! Sesuatu yang membuatmu berdebar keras sekali.” Jawab Ai tanpa peduli. Dia masih bertubuh mungil. Shinichi manggut-manggut. “Kamu menyukai Kashiuu? Huh, hahaha… seleramu tuh… Kuroba-kun nanti marah,” jawab Ai tertawa tertahan. Shinichi cemberut.
“Menurutmu, aku harus lakukan dengan kamu?” Tanya Shinichi. Ai tersedak.  Dia cepat-cepat mengambil air putih terdekat. Dia meminumnya, sampai mengalir ke tenggorokan.
“Dengan Kashiuu saja.” Ai menoleh tidak peduli. Dia lalu kembali menekuni buku kimianya. Shinichi berpikir sebentar. Kaito pasti mengamuk kalau dia ‘meminjam’ Av. Padahal dibolehkan tinggal rumah sudah syukur baginya. Ai juga tinggal disini. Shinichi berpikir sebentar.




Kaito POV

“Kuroba,” kata Kudo. Aku membalikkan badan. Dia, yang begitu mirip aku. Aku mengangkat bahu.
“Ada apa Kudo?” tanyaku.
“Bolehkah aku pinjam Kashiu semalam?” tanyanya polos. Petir menyambarku. Rasanya aku mendapat déjà vu.
“APA?” kataku marah. Aku tidak terima. Av milikku. Tidak boleh. Tidak. Terbayang lagi wajah Av yang lemas, dengan mawar ditangannya.

“Aku mencintaimu, Kaito.”

Suara itu terngiang-ngiang.
“DIA MENCINTAIKU!” Kataku emosi.
“Dia MENYUKAIKU” Teriak Shinichi. Rumah rasanya meledak dengan teriakan kami berdua. Aku menyadari apa yang terjadi. Haibara sudah ditengah kami berdua.
“Bukankah sudah jelas?” katanya sambil menghirup tehnya. “Kashiuu-san MENCINTAI kuroba-kun. Kashiuu-san MENYUKAI Kudo-kun. Beda, kan?” Haibara tertawa tertahan, mengaduk-aduk cangkir tehnya.
“Apa-apaan kalian, teriak?” Av muncul. Dia melihat Kudo. “Shinichi?”
“OH JADI KAU PANGGIL DIA DENGAN NAMA DEPAN?” teriiakku emosi. Aku tidak tahan. Ternyata mereka…
“Chigao, bukan begitu,” Kata Av lembut. Wueekkk aku muak dengannya. “Kaito-k…”
“Aku tidak pedulI! AKu memutus Aoko untukmu, sekarang kau…?” Aku tidak mampu lagi. Aku menampar Av. Av tersungkur.  “PERGI! PERGI!” bentakku. Av–––Kashiuu pergi tertatih-tatih,diiringi Kudo. Haibara disana dengan senyum sinis, menjelaskan.



Normal POV

“Av?” Shinichi khawatir. Dia lalu menuntun Av untuk ke mobilnnya. Av tersenyum pucat.
“Shinichi, aku tidak tahu harus suka siapa. Aku bodoh. Aku mencintai Kaito tapi denganmu…,” Av menatap mata Shinichi. Shinichi membopongnya ke mobilnya. Av tertidur.
Tiririt Tiririt.
Shinichi, aku di Jepang lagi >__</ Aku kerumahmu sekarang ya. Kudengar kau pindah? Duh, gimana sih. Kok tidak bilang? Ada banyak hal yang mau kusampaikan ke kamu.
<3 Ran

Shinichi menghela napas.




“Shinichi selamat dat… siapa itu?” Ran terlihat terkejut dan iri.  Shinichi hanya tersenyum kecut. Dia lalu membawanya ke sofanya. Lalu Shinichi duduk di samping Av dan mengenggam tangannya.
“Siapa itu Shinichi?’ Ran terlihat bingung. Shinichi tersenyum kecut lagi.
“Kenapa Ran? Dia orang yang sangat penting bagiku. “ Ucap shinichi. Shinichi membelai Av, lalu mengecup dahinya. “Nah,” katanya bangkit dari duduknya. “Apa yang kau mau bicarakan?”
“Bahwa aku batal bertunangan,” jelas Ran. “Aku datang kesini. “
“Sayang sekali,” kata Shinichi. “Maaf Ran. Terus?”
“Sonoko merayakan pesta Couple Dee. Kamu diundang,” Ran menyerahkan amplop biru bergliter. Shinichi lalu mengerutkan alisnya.
“Aku mau dua amplop lagi,” pinta Shinichi blak-blakan. Ran memerah kesal, tapi dia membawa amplop tiga. Diberi Shinichi dua.



Kaito mengerti setelah Ai menjelaskan. Dia hanya tersenyum malu. Shinichi dan Av tidak ada hubungan apa-apa. Bukankah sudah jelas? AV MENCINTAI dia. Mencintai lebih dari menyukai. Dia hanya mengangguk malu. Lalu dia melihat pak pos mengepos surat. (Cepet banget yah?)

Ke PESTA SONOKO
Ball dance
Bisa Triangle Pair… klo bisa TRIANGLE PAIR


Kaito tersenyum. Dia melotot ketika ada tulisan itu. Shinichi seketika didepannya nyengar-nyengir nunjuk Av dan dia, dan dirinya sendiri. Kaito mau apa lagi. Dia nyengir saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar