Jumat, 25 November 2011

Suki ;Chapter 17

Ini ceritanya udah winter agak gitu ^^"" Abis ini sih sbenernya -_-"" DAN another song story !


-------------------------------------------------------


Chapther 17

“Beraninya dia!” seru Kaito geram  setelah dia pergi. Av berbalik dengan wajah yang basah oleh tangis. Conan tersenyum saja. Wajah Av tambah memerah.
“Nuki, ini… err Kaito.” Nuki meyalami Kaito.
“Cih”
“Ada yang salah?” Tanya Nuki.
“KAU MENCIUMNYA!” seru Kaito marah. Nuki menaikkan alis.
“Ah, maaf. Kau pacarnya, kan?” Tanya Nuki. Wajah Kaito memerah. Av tersenyum.
“Kalau begitu, besok kau pergi, kan Nuki? Aku…” Av menatap mata Nuki. Nuki memeluk Av.
“Jangan lupakan aku…”


Kaito masih kesal saja dengan kejadian kemarin. Masalahnya, dia tidak terima dengan Nuki itu. Tunggu. Dia cemburu? Ah! Mungkinkah? Dia hanya mengangkat bahu. Dia pulang, dan merebahkan diri.
“Memusingkan Kashiu?” Conan bertanya sinis. Kaito hanya memeletkan lidah.
“Aku… iya…”
“HALO KAITO!” Av menghambur kedalam rumah Kaito. Gubrak! He? Av tersenyum lucu. Kemudian dia duduk di samping Kaito.

[AV POV]

Aku hanya tersenyum disampingnya. Walaupun pikiranku masih kearah Nuki. Nuki. Aku tidak pernah menyangka bisa menyukainya. Oh, come on. Stop. You Love Kaito. Samar-samar ada suara Kaito, tapi lalu suara Conan.
“HOI! Kashiu-nee san!” serunya keras. Aku tersadar.
“Ah, gomen-gomen. Ano… aku “ aku mencari alasan. Aku melihat mata Kaito yang ‘membakar’ ah… aku hanya tersenyum gugup.
“Benar?” dia menyipitkan mata. Aku tertawa hambar.
“Zetai…” kata-kata itu meluncur saja dari mulutku. “Zetai yo, daisuki, Kaito” Aku mengatupkan mulutku. Bodoh!
The way you move is like a full on rainstorm
And I'm a house of cards
You say my name for the first time, baby, and I
Fall in love in an empty bar

“Apa?” Kaito terkaget.
“E? Nandemonai, nandemonai!” Aku tertawa gugup.


“E? Ran nee-chan? Doshte?” Conan mengangkat telepon.



“Salam kenal, Aveii Kashiu!” aku memperkenalkan diri. “Ran Mouri.” Tawaku sedikit sinis. Mouri sedikit terkejut padaku.
“Dia ini….” Aku menunjuk Kaito. “Kaito Kuroba. Yoroshiku.” Mouri tersenyum padaku. Aku tersenyum poker face lagi. Kami lalu ke taman hiburan. Saat Mouri asyik ngobrol, aku ditarik Kaito.
“Apa sih!?”
“Kau sepertinya tidak menyukai orang itu…”
“Tentu saja, aku benci orang sok kuat tapi sering menangis… barou!” Aku hanya mendecak. Lalu tersenyum. Lalu aku kembali melayang pikirannya.

“Aku nggak suka ama NUKI!”
“And WHO CARES?!”
“URUSAI!”

“AV!” seru Kaito keras. Aku sadar. Lalu meminta maaf lagi. Dia menarik tanganku, dan kami sampai di sebuah lingkaran. 3…2…1… pSH! Bermacam kabut keluar. Dan ada firework! Ah… aku bosan dengan firework.

And you stood there in front of me just
Close enough to touch
Close enough to hope you couldn't see
What I was thinking of

Jangan… Kaito sudah sangat dekat… tiba-tiba  Mouri memanggil.
“Av-chan! Kuroba-kun! Ayo~” katanya. Aku mengangguk dan pergi.
“Ada apa sih, Mouri?!” seruku malas.
“Panggil saja Ran!” katanya membalas riang. “Nah, kita lihat bulan purnama yuk! Disna kelihatan lho!” katanya, menggandeng Conan dan aku, yang menggandeng Kaito. Aku memerhatikan Kaito. Dia terlihat murung. Apa aku… terlalu memperhatikan Nuki? Saat Ran dan Conan sedang sibuk dengan purnama, Kaito mengajakku ke menara paling atas.  Disana menaranya terbuka.
“KAu memikirkan Nuki, kan?!” tebaknya tepat. Aku menggeleng kuat. Cukup… rasaku padanya sudah berlalu Kaito…
“Kau memikirkan otakku,” tawaku sejenak. “Bukan hatiku.”
ZRUSSSSSSSSHHHHHHHHH hujan membasahi kami berdua. Ingat kejadian Ame? Aku tertawa sendiri. Aku menggandeng tangan Kaito.

Drop everything now
Meet me in the pouring rain
Kiss me on the sidewalk
Take away the pain

'Cause I see, sparks fly whenever you smile
Get me with those green eyes, baby
As the lights go down
Something that'll haunt me when you're not around

Sudah mendekat…aku dapat merasakannya lagii. Tubuhku seperti terangkat. Aku… maaf Nuki… aku tidak sanggup lagi…
[end of POV, NORMAL]

Laki-laki berambut berantakan yang bersembunyi menyeringai.
“Syukurlah Av,” katanya.

“Conan! Hujan! Sedangkan tadi Kuroba dan Av keatas! Ayo!” seru Ran. Conan tahu bahwa mereka sedang berciumman, tapi dia diam saja.

'Cause I see, sparks fly whenever you smile
I run my fingers through your hair
And watch the lights go out
Just keep your beautiful eyes on me
Tiba -tiba dia bertubrukan dengan seseorang.
“AW!” karena kerasnya hujan, Av dan Kaito tidak mendengar. Ketika mereka melepaskan, Av menoleh kebelakang dan terperanjat.

“NUKI!!!!!!!!!”
HYAT! Ran menghajar Nuki, tapi Nuki melawannya dan Ran tersungkur.  Av melonggarkan pegangannya ke Kaito. Tapi Kaito menggenggamnya erat.
“Nu…ki?”

“Kau siapa?!” Tanya Ran.
“Aku… um… inta pertamanya Av,” jawab Nuki. Kaito segera menjitaknya. Ran terkesima. Lalu… kenapa?
“Karena… aku mencintai Kaito!” Av berkata jujur. Dia menatap Kaito yang memerah juga mukanya. Ran hanya memperhatikan Av diantara kedua lelaki itu. Av tersenyum lagi.
“Terima kasih,” Nuki memeluk Av. Av menahan air matanya yang keluar lagi.
“Maaf, Nuki… kau masih mencintaiku tapi aku… cinta Kaito…” Av memeluknnya erat.
“Shh…” Nuki menyentuh bibir Av pelan. “Jangan menangis lagi. Jangan ngomong lagi. Aku tidak lagi mencintaimu, kok. Aku suka padamu. Cintailah Kuroba-kun.” Nuki mengecup bibir Av pelan lalu dia memakai hoddienya dan pergi.
“Nuki…. Janji ya?’
“Janji!” katanya sinis dan pergi. Kaito menepuk bahu Av.
“Kau… cinta padaku?” tanyanya dengan nada aneh.
“E…?” wajah Av memerah. Ran terbatuk, emecah keheningan.
“Tadi Kuroba kalian… diatas… err… tadi Nuki-kun tadi…a…” Ran salah tingkah. Av menoleh dan wajahnya makin memerah.
“Ano… tadi ng… itu Kaito!” Av menuduh Kaito. Kaito angkat tangan dan memeletkan lidahnya.
“Week… kamu juga mau, kan?”
“ENAK SAJA!”
“Oi~ si Kuroba kan yang eh maksudku kuroba nii-san yang kejadian taburan bintang.” Sindir Conan. GLEP! Mereka berdua salah tingkah lagi.
“Payah ya, si Shinichi itu!” seru Av, sambil melirik Conan. “Alaa… paling dia suka orang lain.” Goda Av. Wajah Ran jadi suram.
“Hountou?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar