--------------------------------------------------------------------------
Fanfict
Chapter 16: First Love
hajimete no kisu wa namida no aji ga shita
marude dorama mitai na koi
mihakaratta you ni hassha no beru ga natta
On my first kiss, I felt the taste of tears
It looked like as if it was a love drama
Like it was intended, the bell for departure has rung
Av hanya tersenyum saja ketika melihat Kaito. Dia mendapatkan first kissnya. Dia memahami rasanya sedih. Dia berjalan pagi hariya. Kepalanya dipenuhi (masih ) oleh pengalaman lamanya.
[Av POV]
Aku hanya tersenyum saja. Aku ahirnya memahami apa yang dirasakan aku dulu. Semua pengalaman ini hanya kecil disbanding asli! Aku menelan ludah. Aku sedang tidak enak badan. Suadah, jangan dibahas! Aku ingat~ Janjiku padanya.
“Tunggu Oy!”
“Apa?”
“Apakah kamu… suka padaku?”
“APA!?”
“Yang dikatakan temanmu itu…” katanya. Wajahnya sekarang sudah memerah. “Sebelum kau pergi, aku ingin tahu.” Dia mengangkat bahu. Aku tertawa sedikit. Aku menepuk bahunya canggung.
“Sebaiknya, kau yang tinggalkan aku daripada aku yang tinggalkan kau. Bergeraklah, keluar dari bandara ini!” seruku tersenyum. Aku memandangi wajahnya yang terdiam.
“Jadi?” dia masih meminta jawaban.
“Menurutmu?” aku bertanya balik.
“Aku…”
“OI!” Kaito mengagetkanku. Aku terbangun dari melamun yang panjang. AKu menatap matnaya yang indah. Tapi pikiranku masih menerawang.
“Yalah, kemarin kan dia sakit whatever,” Conan nimbrung. Aku hanya tertawa hambar. Kaito memerah mukanya.
“Chigao, bukan itu. Hanya~” Aku melihat keluar jendela.
“Memories,” ulang Conan. Aku tersadar.
“Hehe… itu bukan cinta pertama atau apa ya…” GLEK! Aku membocorkannya! “Hehe… itu… errr aku memikirkan Kaito! Iya, Kaito!” seruku mencari alasan. Kaito memegang daerah sekitar kupingku.
“Kau berbohong,” senyumnya. Aku menelan ludah. Er… oke, cara CIA ini memang cukup terkenal.
tsumetai fuyu no kaze ga hoo o kasumeru
haita iki de ryoute o kosutta
machi wa irumineeshon mahou o kaketa mitai
hadaka no gairoju kirakira
The cold winter wind grazes on my cheeks
I rubbed my hands with the breath I respired
The illuminations in the town, looked like a cast magic
The bare roadside trees sparkle
“Hosh, aku serius!” teriaknya. Aku melihat matanya lagi.
doushitemo ienakatta
kono kimochi osaetsuketa
mae kara kimeteita koto dakara
kore de ii no
furimukanai kara
By all means, I wasn't able to say
These feelings, I have repressed them
I already have decided this earlier
It's fine like this
Because I can't turn around
“Aku… kalau iya, kenapa?” tanyaku tersenyum jahil. Laki-laki itu, Nuki, menghela napas.
“AKu hanya ingin memastikan.” Av menelan ludah lagi.
“Iya”
“Halo?” Kaito mengibaskan tangannya kearahku. Aku tersadar lagi. Aku tertawa tidak jelas. Conan menatapku tajam.
SiSiangnya, aku berjalan-jalan dengan Conan. Kaito ada tambahan.
“Apa yang kau pikirkan?”
“First love,” aku angkat bahu. Lalu kembali menerawang. Tiba-tiba aku meneteskan air mata.
arigatou sayonara
setsunai kataomoi
ashi o tometara omoidashite shimau
dakara
arigatou sayonara
naitarishinai kara
sou omotta totan ni fuwari
maioritekuru yuki
furetara toketekieta
Thank you, farewell
This painful, unrequited love
If my feet stops, I might remember it
That's why
Thank you, farewell
Because I won't cry
That's what I thought, and then, softly,
The snow falls down
If I touch it, it would've melted away
“Jadi~?” dia membesarkan matanya. Aku tertawa.
“Menurutmu?”
“A…aku?”
Aku memeluknya, dengan air mata melleleh kembali.
“Su…ki,” kataku, lalu melepaskannya. “Lupakan apa yang baru terjadi.”
“AV~” panggil Nee-san. Aku menoleh. Lalu tersenyum. Aku menatap dirinya lagi.
NUKI? Dia di Jepang? Sekarang aku sedang jalan dengan Kaito. (Conan juga ikut) Aku mengucek mataku. Tidak. Ini asli. Itu Nuki. Aku lalu segera mendekat padanya. Kaito ditahan Conan ketika dia ingin mendekat.
arigatou sayonara
hitokoto ga ienai
ima dake de ii watashi ni yuuki o
"ano ne--"
iikaketa kuchibiru kimi to no kyori wa zero
......ima dake wa naite ii yo ne
mou kotoba wa iranai
onegai gyutto shiteite
Thank you, farewell
I won't say a single word
This moment is just fine, the courage, to me
"Hey, you know--"
Lips have stopped in the middle; distance
with you was zero
......it's okay for me to cry for now, right?
I don't need any words
Please, embrace me tightly
Dia menatapku dengan tajam. Aku tidak mengerti.
“Hey, Nuki aku…”
Begitu cepat, sangat cepat. Jarak dengan dia hanya 0 CM. Aku menutup mataku, menangis. Kenapa baru sekarang? Kenapa!? Aku… aku tidak mengerti. Aku menangis. Aku memeluknya kuat. Begitu dia membuka mata, aku dapat melihat senyumnya. Aku juga tersenyum. Dia mengulurkan kelingkingnya.
“Aku suka padamu juga kok.”
“Hountou?”
“First Love… tidak mungkin tercapai.”
Aku menangis sambil memeluknya lagi.
So, Ehmm... Gimana penilaiannya? First song fiction~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar