Kamis, 17 November 2011

Suki; Chapter 11


Chapter 11: Happy Ending


Dua anak itu, berlarian. Yang satu tertawa, yang satu tersenyum. Mereka melihat ibu mereka, sedang berjalan.
“Itu mirip to-san ya?” katanya pada adiknya. Adiknya mengangguk menyetujui.  “Itu bukan ayah, rambutnya rapi sekali.”
“Aha, siapa peduli.” Adiknye memeletkan lidah.
“Nanti kalau kaa-san selingkuh bagaimana?”
Mereka mengikuti. Kedua orang itu, Av dan Shinichi, berjalan bergandengan tangan. Mereka nonton bioskop, anehnya, film Sherlock Holmes return. Mereka selesai, dan Av dan Shinichi segera ke restoran terdekat. Memang sudah malam. Mereka memesanmenu. Kedua anak itu masih disini. Dan, ketika kedua wajah orang itu saling didekatkan, dan mereka melakukannya lagi.  Kedua anak itu mengatupkan mulut mereka, dan Av dan Shinichi melepaskan. Mereka tertawa-tawa.
“Okaa-san! Teganya kau!” kata si Kakak, loncat.
“Lho, Shin?” Av mendongak. “Lho, Kito? Kesini juga?” Tanya Av. Mereka berdua geram.
“Okaa-san melakukan ‘itu’ dengan orang ini! Kejam!” Shin sampai menangis.
“Laki-laki jangan menangis,” goda Shinichi. Shin menghindar ketika dipegang. Shinichi menghela napas.
“Oke, oke…watashi wa Shinichi Kudo. Yoroshiku.” Senyum Shinichi. Shin menganga. Karena namanya juga Shinchi tapi tidak pakai I.
“Betul, namamu berasal dari dia ini,” senyum Av mengembang. “Kalau Kito, namanya berasal dari Kaito.”
“Kok…. Bisa?”
“Hohoho… kalian mengikuti kami, ya? Pasalnya aku bingung mau nikahin yang mana,” canda Av. Shinichi tertawa.
“Aku mantan pacar Av lho” Shinichi membuat symbol V. “Aku meitantei.”
Shin hanya memerhatikan Shinichi.
“Akan kuadukan pada too-san!” Kito nekat. Shin mencegah.
“Hello? Masa kau tidak mengerti? Pasti mereka dibolehin ama otou-san kalau mereka beginiin. Ding dong, Kito!” Shin  memeringati.
“Kami pulang, silakan melanjuti,”




“Otou-san!” Kito mengadu, merajuk. “Kok Kaa-san ama orang yang bernama Shinichi-jii san?” Tanya Kito.
“Oh,” Kaito tidak merespon.
“Emang boleh?” balas Shinchi kesal.
“Bolehlah. Kenapa tidak? Dulu tuh too-san berbuat jahat pada kaa-san, akhirnya kaa-san berlari pada jii-san. Kami bahkan ke triangle pair bareng.” Cerita Kaito. Shin dan Kito mendengarkan dengan saksama.
“Jangan certain kami yang jelek jelek ya!” Shinichi merangkul Av.
“Oi, Kudo, walaupun aku bolehin, jangan kayak beneran dong,” Kaito cemberut. Shinichi tersenyum saja.
“Jadi, bagaimana Mouri?” Tanya Kaito, duduk sambil terkekeh. Anak-anak mereka keluar.
“Oh, dia? Dia mengundangku, ke acara pertunangannya dengan dr. Araide.” Senyum Shinichi. Dia lalu bercanda dengan Av. Kaito serius.
“Kau tidak cemburu?”
“Aku punya Av.”
“Enak saja, Av punyaku!” cibir Kaito.
“Aku milik kalian berdua kok, walaupun resminya aku dengan Kaito,” Av menenangkan. Kaito mencibir, dan Shinichi kembali tersenyum penuh kemenangan.
“Kamu tidak? Memang Miyano kurang apaan?” Tanya Kaito, menyeruput tehnya. Shinichi mendelik.
“Apa? Sama Miyano? Apa sih dipikarnmu?”
“Nanti keburu diambil orang,” balas Kaito, lalu menggandeng Av, sedangkan Shinichi disebelah kanan, Kaito sebelah kiri. Mereka segera kerumah Professor, mereka berpapasan dengan Ayumi, Mitsuhiko, dan Genta.
“Halo!” sapa Shinichi.
“Conan?”
“Aku sudah jadi Shinichi!” Senyum Shinichi. “Sayang, Mitsuhiko, nggak bisa ngegaet Ai ya? Udah tinggi gitu!” Shinichi tertawa tertahan. LAlu mereka mengebel pintu rumah Kogoro.
“Selamat da… Shinichi!” seru Ran bahagia. Dia menatap sinis pada Kaito dan Av. Tapi melihat cincin di jari mereka, dia cerah.
“Kalian menikah ya?” Tanya Ran. Pertanyaan ini pertanyaan bodoh sekali, karena sudah lama. Av menatap Kaito.
“Iya,” kaata Av berbareng.
“He? Ngaku? Nggak tuh..”
“Kaito!”
“Wekk.”
“BAROU~”
“BAKKA!”
“Kalian berdua! Sudah janji ke tou-san kan, kalian tidak berantem? DIAM!” Shinichi mendehem keras. Ran iri. Mereka tinggal di rumah Shinichi segitu lamanya. Mereka mengajak masuk.
“Jadi, Kashiuu-san, sudah punya anak?” Tanya Ran. Kaito tersedak.
“Ah, dua.” Jawab Av.
“Siapa namanya?” Tanya Ran. Glek, semua menahan napas. Shinichi menjawab.
“Shinchi Kuroba dan Kito Kuroba,” balas Shinichi. Sekarang, Ran yang tersedak.
“Ulangi? SHINICHI?”
“Bukan, Shinchi.” Av memperbaiki. Dia menyenggol Kaito. Muka Ran merah padam. Sekarang dia marah.
“Yasudah, mana Araide-nya?” Tanya Shinichi, menenangkan suasana. Ran makin merah padam.
“Aku tidak bertunangan dengannya,” jawab Ran jujur. “Kenapa kau masih mengganggu Kashiuu-san? Padahal dia sudah menikah dengan Kuroba-kun…”
“Well, dia sudah punya Miyan…” Ran menendang Kaito karena dia ilang begitu. Untung Shinichi menahannya.
“Dia bercanda Ran.” Shinichi menatap Ran.
“Aku menunggumu tapi kau…” Ran mulai menangis. Kemudian Kogoro marah.
“Siap yang buat Ran menangis?!” Dia mencengkram kemeja Shinichi.
“HEI KAU!  TIDAK TAHU BERTERIMA KASIH! CONAN YANG BANTUIN KAU, MEMAKAI PELURU BIUS JAM, DAN PENGUBHA SUARA MENYELESAIKAN MASALLAH! KAU HANYA ORANG TIDAK BERGUNA YANG SOK JADI DETEKTIF!” Teriak Av serak. Kogoro kaget, menatap Shinichi. Matanya serius. Dia menatapp Av. Keteguhan hati jujur.
“Be…narkah?” Tanya Kogoro, melonggakan cengkramannya. Shinichi mengangguk. Ran hanya melirik lagi. Kemudian Kogoro melepaskannya. Shinichi dengan arogannya membetulkan kerahnya, dan segera berjalan menuju Ran. Dia mengusap pipi anak itu. Ran memerah, mengira hati Shinichi sudah untuknya.
“Araide adalah yang terpantas.” Kata Shinichi singkat. Dia berdiri, dan kemudian menggandeng Av. Ran berteriak.
“LIHAT KEARAHKU!” Ran berteriak pedih. Sonoko membuka pintu tanpa permisi, bersama Makoto. Mereka kaget. “Shinichi, LIHAT KEARAHKU!” Shinichi menatap lurus. Dia hanya melihat mata Ran. “Kau tidak pernah, melupakan bajingan itu?” Ran makin menangis. Sonoko berusaha menghiburnya. Makoto menatap tajam Shinichi.
“Selalu ada tempat,” senyum Shinichi yang paling kecil keluar. Ran menggelengkan kepalanya. Makoto menepuk punggung Shin.
“Oi, kau tidak mencintai dia?”
“Tidak,” jawab Shinichi. “Tidak ada gunanya. Tapi sepertinya aku tertarik dengan Miyano. Dia lumayan, kalau dengan dia aku masih bisa dengan Av. Sudah selesai?” Tanya Shinichi dingin. Ran hanya mengeluarkan jurus karatenya, tapi dibalas Av sampai Ran tersungkur jauh sekali.
“Jangan berani menyentuh Shinichi!” katanya geram. Matanya berkilat-kilat, mata dingin, sedingin-dinginnya, itu alasan kenapa dia bisa gabung ke B.O untuk mencari informasi, karena dia punya hati yang bisa sangat dingin.

“Kau… bisa karate?”
“Tentu gadis. Awas kalau kau menyentuh Shinichi. Aku  bisa bermacam-macam. Kungfu, terus… kendo, dan lain. Maaf, pacar Suzuki-san. Aku tidak sebanding denganmu. Ayo, Kaito. Shin tidak bisa ditinggal sendiri.” Av menarik tangan Kaito, dan Shinichi terdiam.
“Ran, maafkan aku.” Balas Shinichi. “AKu tidak mencintai, untuk apa kau menungguku? Aku mulai kurang suka padamu, kau tipe standar bagi seorang lelaki.” Shinichi berbalik. 
“Lalu Kau mau SEPERTI APA?!” Tanya Ran.
“Lhoo… contohnya kan ada disebelahmu? Suzuki, semangat, pantang menyerah, kepribadian yang unik. Sama seperti Miyano. Dingin, tapi lembut. “ Shinichi berjalan, mengikuti Av.
“Kurasa… aku akan membuat seorang anak lagi,” timpal Av, melihat kesedihan Shinichi. Bukan Shinichi yang senang, malah Kaito yang gembira (Jelas)
“Siapa namanya? Kapan?” Tanya Kaito.
“Akei Kudo,”
“KUDO!?” Kaito berteriak. Shinichi juga tampak bingung. Lalu dia mengerti.
“Denganku?” Tanya Shinichi.  Av tertawa saja.
“Mau?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar