Jumat, 11 November 2011

Suki; Chapter 6

Helo, kali ini sumpah kesel liat Aoko. :) 


Meitantei Conan milik Aoyama Gosho...


*****




Chapter 6: Bye, Kaito Shinichi

Holding on, the days drag
Stupid girl
I should have known
I should have known
That I’m not a princess
This ain’t a fairytale
I’m not the one you’ll sweep off her feet
Lead her up the stairwell.


Av menatap indahnya bintang bersama Shinichi. Dia mengajak kesuatu tempat rahasia. Av, air matanya menetes. Shinichi lalu berbaring, diikuti Av.
“Impian…. Apakah itu?” Tanya Av.
“Sebagai detektif hati kamu, Av, aku tidak bisa jawab,” Shinichi menoleh dan tersenyum. Av lalu tersenyum.
“Av…” Shinichi menatap serius. “Maukah kau jadi kekasihku?”





PRANG! Bingkai foto Kaito dan Av pecah. Kaito menoleh. Dia mengangguk lemah.
“Kudo… kau pasti menanyakan sesuatu dengan Av…” dan Kaito langsung beranjak, berlari sepanjang jalan. “AVVVVV….”


“Shinichi?” Av memajukan wajahnya, dan dahinya menyentuh dahi Shinichi. “Masih sehat?” Shinichi blushing. Dia mendongak.
“Aku serius,”
“Well… kita lihat besok…” Av mengecup bibir Shinichi. Lalu mereka tertidur… tenang… tidak aka nada yang tahu…


Suasana kelas gaduh waktu Shinichi dan Av datang. Mereka duduk berdekatan. Av tidak mau melihat ke Kaito, karena Aoko terus ‘menggaetnya’. Hari dilalui Av. Dan saat pulang sekolah…
“Shinichi, ayo…” Av tersenyum lemah. Shinichi mengangguk. Lalu dia melihat sinis Kaito. Kemudian Aoko mencium Kaito lagi. Av hanya tersenyum sinis. Lalu mereka tiba di loker. Diam-diam Av melihat Kaito dan Aoko dari kejauhan. Aoko mendorong Kaito kedinding dan mereka bercumbu. Av menarik napas. Dia lalu menarik lengan Shinichi. Dan mereka melintasi Aoko.
“Selamat ya…” Av tersenyum semanis mungkin. “Kaito, kau tahu, hubungan kita berakhir disini. Dan Shinichi…” Av mendekatkan bibirnya. Kaito berteriak dalam hati. “Aku bersedia jadi kekasihmu,” Av berciuman dengan shinichi, dia melingkarkan lengannya di leher Shinichi, menariknya lebih dekat.
“JANGAN!” Kaito jatuh. Dia menangis. Menangis? Ya! Menangis! Av menyadarinya dan melepaskan Shinichi.
“Kaito!”
Kaito! Aito! Ito! To! To!



Kaito POV


Aku membuka mata.  Kulihat sosok Av. Dia terlihat sabar menunggu. Menyadari aku sadar, Av berdiri dan menggandeng Kudo, pergi.
“A—ngan,” bisikku, tapi terlalu kecil. Klek. Aku melihat sosok Aoko.


Normal POV

“Kenapa kamu masih care ama dia sih? Dan, kemasi barangmu dan kita pindah dari rumah orang itu. Kita ke rumah professor saja,” Shinichi mengangguk mengiakan. Av lalu tersenyum miris, dan menggandeng Shinichi erat. Lalu dia melihat anak kelas 1 SMA  dekat Shinichi. “Shinichi-senpai… aku… aku suka kamu,” Anak itu menunduk. Shinichi terpaku. Aku hanya mengangkat bahu.
“Maaf, tetapi aku sudah punya pacar,” aku Shinichi. Anak itu melirik Av. Dia menunduk dalam-dalam.
“Maaf kak, tapi boleh aku kencan sekali dengan Shinichi-senpai?”
DUAR!!!!!!!!!!!
Av menyadari sesuatu. “Shinichi! AYO LARI!” Av menarik kuat-kuat tangan Shinichi. Kemudian gadis itu tampak mengejar. “Dia Kuroba!” teriak Av tercekat. Lalu Av berlari. Tapi dia terjatuh.
“SHINICHI! LARI! LARI!” teriak Av. Shinichi tidak mau. Dia membantu tapi dia dipukul Kaito hingga pingsan.
“Kamu…” Av berteriak kesakitan. “BAKKA! Aku benci kau! Aku benci semuanya!” Av mulai menangis. Kaito mendekatinya.  “Pergi Kaito per…gi”

PSHIU!


Av POV

Gelap. Aku merasa kepalaku pusing. Aku melihat Kaito. Aku hanya bisa menghela napas. Aku bangkit, mencoba duduk. Sebelum Kaito berbicara, aku sudah mendahuluinya.
“Aku tidak tahu.” Aku mulai terisak. “Aku tidak tahu Kaito. Aku akan pergi. Aku hanya mengganggu. Syukurlah, Hattori tidak terpengaruh.” Aku tersenyum lemah. Aku sesak. Aku ingin menangis. Kaito duduk di samping rajangku. Aku agak menyingkir sedikit.
“Kau mencium Aoko,” aku menghela napas. “Sudah sepantasnya. Shinichi juga tidak cocok denganku.” Aku terisak. Kaito membelai rambutku. Dia kemudian berbaring di pahaku.
“Tahukah kau? Sebenarnya aku suka padamu,” aku memalingkan muka. Sudah cukup Kaito. Aku tidak mau mendengar lagi. Cukup.
“Lindungilah Aoko,” bulir air menetes dari mataku. “Aku tidak suka dia, tapi dia yang paling mengerti kamu. Aku tidak.” Lalu Aku tersenyum. Tepatnya, mencoba tersenyum. Kuelai rambutnya yang berantakan. Aku menatap wajahnya, lalu mengecup dahinya. Lalu aku menggerakan kakiku, dan dia segera bangkit.
“Mau kemana kau?”
“Mengucapkan selamat tinggal pada Shinichi,” jawabku, tanpa peduli lagi. Aku sakit. Kaito tiba-tiba memelukku. Aku sadar itu. Aku hanya mencoba melepaskan. Aku menggeleng. Lalu pintu didobrak. Shinichi.
“KAU!” Shinichi murka. Kaito melepaskanku. Aku memeluk Shinichi.



Aku bisa meredakan kemarahan Shinichi pada Kaito. Kami disuatu ruangan. Aku lalu ingin berdansa sekali lagi. Lagunya? Tentu saja Kimi Injou Boku Miman. Terakhir kali, kenapa tidak? Aku senang sekali.

"suki!" tte itte 
"daisuki!!" tte, "choosuki!!!" tte iiattemiru 
suki no sekurabe, kyou wa kore kurai ni shitoite yaru yo 

Aku memeluk mereka berdua. Kemudian aku melihat Shinichi.
“Shinichi, aku mau bicara.”

“Kau masih mencintai Ran kan? Jangan bohong aku tahu. Kalau aku pergi nanti, aku tahu.
"suki!" tte itte 
"daisuki!!" tte, "choosuki!!!" tte iiattemiru 
suki no sekurabe, kyou wa kore kurai ni shitoite yaru yo “  
Kau tahu artinya?”
“Tentu saja,” jawab Shinichi. Wajahnya melemas.
“Kalau begitu, sekarang aku bilang. “I love you,” Aku tersenyum. Shinichi membelai wajahku. Kami saling mendekat. Aku bisa merasakan nafasnya. Shinichi hanya menyentuh bibirku. Lalu aku segera melepasnya. Kemudian aku beralih ke Kaito. Aku duduk di depannya.
“Pertama Kaito, aku tidak tahu apa-apa lagi. Biar saja kau dengan Aoko. Tapi,
boku yori se ga takai  boku yori umashika 
boku ga isshou katenai aite  shumoku wa "suki no sekurabe"
boku wa itsudatte  dokodatte  kimi ga daisuki 
dakara itsudatte  umasou na mochi ga yakeru no desu! 
bokura itsudatte  dokodatte  futarikiri da yo 
dakara itsudatte  naita tte ii yo, kowakunai yo “
Kaito menatap wajahku.
“Selamanya, aku mencintaimu, kau tahu?” Aku beranjak pergi. Ya, selamanya. Aku memajukan wajahku, berciuman singkat, dan segera beranjak. Kupeluk Shinichi.
“Mungkin hubungan kita berakhir disini, Shin. Selamat tinggal.”





Tidak ada komentar:

Posting Komentar