Minggu, 27 November 2011

Suki; Chapter 20


Chapter 20

[Flashback end, now]

“E… Kaito! Pagi!” seru Av ketika baru membuka matanya. Kaito menguap lebar. Dia mengucek matanya.
“Eto… oayo!” Kaito kembali tidur.
“EE?? Kaito! Contoh yang baik untuk anakmu ya!” Av mencubit Kaito. Av menguap lebar kemudian keluar. Dilihatnya Shinichi sedang main dengan anaknya.
“Ohayou, Shinichi, Shinchi, Kito, Shiho..” Av menguap. “Kalian ngapain kesini?”
“Kita? Tentu saja, menjenguk kalian! Ya, kan Shiho?” Tanya Shinichi.
“Panggil aku MIYANO MI-YA-NO desu!” Shiho mengoreksi.
‘Mou iyo, tidak apa-apaa, kali Shiho!” protes Av. Shiho hanya kembali membaca majalah fashionnya.  Tok tok. Av menoleh. Dia bingung, siapakah?
“Okaa-san, biar aku!” seru Kito riang. Dia kemudian membuka pintu….
“Hai, Av” kata orang itu. PRANG
“Nu…ki?”
Shinichi siaga.
“Kau mau apa!?” serunya. Nuki tertawa.
“Aku hanya mengunjungi Av kok. Nah, ini anakmu dengan Kuroba? Lucu juga,” Nuki jongkok, dan pet rambut Kito.

“AV!” Kaito mengguncang Av. Av langsung sadar.
“Ah, gomen. Kaito…” Kaa Av, membetulkan gaun tidurnya.
“KAu sampai ngangkang ke tubuhku tahu!” wajah Kaito memerah. Av menelan ludah.
“Gomenne, Kaito. Bagaimana kalau kita ke Kyoto hari ini?” Tanya Av. Kaito yang mukanya masih memerah lalu menyetujui.


“Shinchi, Kito, kaa-san, to-san, Shinichi Ojii-san, ingin ke Kyoto hari ini. Jangan nakal, ya. JANGAN SENTUH penemuan baru kak Shiho. Oke?”



Shin sangat bosan. Orangtuanya meninggalkannya saja dirumah sendirian. Diapun mulai mendekati perangkat Shiho. Kito juga ikut. dia lalu menekan-nekannya dan
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” terak mereka brdua. BRUK! Mereka terjatuh di suatu tempat mereka berdua melihat Kaito yang sedang jalan dengan Av dan Conan.
“Kak, itu Otou-san dan Kaa-san, dan kakak?! Kok mirip banget?” mereka berdua duduk.
“Aku tahu! Kita ke masa Kaa-san dan Tou-san!” seru Shin. Dia lalu menseriuskan matanya. “Mungkin kita belum lahir, Kito! Aduh. Baiklah, petualangan yang asyik!” Shin tersenyum dan segera menghela napas. “Lihat, Okaa-san!”


Av menaruh cangkir dan piring. Dia tersenyum ramah pada Shin dan Kito.
“Kau mirip sekali dengan Shinichi, kau mirip dengan Kaito,” senyum Av. “Siapa nama kalian?”
“Ore wa… Shinchi. DIa… Kito..”
“EEE??” Conan, Av, dan Kaito terkejut. Conan segera meng’investigasi’
“Marga kalian?!” tayanya.
“Shinchi Kurona… Kito Kuroba…” jawab Kito. Kaito sekarang yang keselek.
“APA!? NANI!?”
“Kalian menyamar?” Tanya Conan misterius.
“Ie, jadi aku anaknya mereka!” Shin menunjuk Kaito dan Av. Wajah mereka jadi merah. Psh…
“NANI!? Kita aja belum PEERNAH MELAKUKAN ‘ITU!” geram merekka berdua.
“Barou. Mereka pasti dari masa depan.” Kata Conan. Shin mengangguk semangat.
“Betul itu, kami di masa depan. Tadi, kaa-san dan to-san dan Shinichi ojii-san mau ke Kyoto, dan kami dilarang menyentuh barang kak Shiho, tapi eh~ aku menyentuh!” cerita Shin. Wajah Av dan Kaito sudah  merah. SANGAT merah. Kemudian Av lalu menelan ludah lagi.
“Baiklah, Kito, Shin, apa AKU MENIKAH DENGAN DIA?!” seru Av keras. Shin ketakutan.
“A..sou.” jawabnya. Av hanya menyipitkan mata ke Kaito.
“MANA BISA! Aku…”
Syuuuuuuuuuuuuttttt
Tiba-tiba Shin dan Kito seperti ditarik, dan muncullah Shiho.
“JANGAN SENTUH!” serunya keras, membulatkan mata. Lalu Shiho segera mengutak-ngatik mesinnya tadi. “Dengar, aku sudah menghapus ingatan Kudo, Kashiuu, dan Kuroba. Kalian ini Nakal sekali! Memang Kashiuu tidak bilang apa-apa hah?”
“Bilang tapi…”
“KALIAN SANA!” muka Shiho jadi merah kesal. Kami segera kabur.
“Kak, padahal kita belum lihat lebih lama lagi tentang Okaa-san dan OTou-san ya!”
“Heh, aku tidak mau mendengar kaa-san dan too-san bertengkar. Berisik tahu!”
“Soukka ^w^”

Suki; Chapter 19



Chapter 19

“E? Dari Ran?” Av melihat layar teleponnya. Dia melihat tulisan.

Mau ke pesta ‘ball’?

Av menghela napas. Dia tersenyum. Ke pesta ball? Nggak salah? Dia hanya tersenyum. Dia mengadah keatas. Nuki… memang, dia tidak punya hubungan apapun dengan Kaito. Dia berharap Kaito bisa menyatakan cinta padanya, sedangkan dia sudah… dia menatap langit.
“Hoi!” Kaito mengaggetkan. Av menoleh. Dia tersenyum sedih pada Kaito. Dia menunjukan undangan Ran.
“Aku tidak tahu mau pergi dengan siapa…” Av tersenyum kecut. Dia menoleh ke Kaito yang ekspresinya berubah.
“Ha…ha…” tawa Av, lalu segera duduk lagi. Dia lalu menatap ke lantai dibawahnya.


“APA? Penawar 1 minggu!?” Conan kaget ketika Ai memberitahukannya. Conan heran. Maksudnya, dia ingin. Dia menerimanya dan segera meminumnya.


“Tadaima~” kata Shinichi ke rumah Kaito.
“Okaerisinas~ Kudo-kun!?” Av kaget ketika melihat Shinichi. Av lalu menelan ludah. Dia lalu tersenyum.
“Kabarilah Mouri-san.” Kata Av sedikit… sedih. Dia lalu duduk di bangku. Dia mengangkat telepon.
“Nuki…” bisik Av.
“Matikan!” seru Kaito yang tiba-tiba datang. Av menoleh.
“Nan-de?” Tanya Av. “Aku putus asa. Kau tidak mencintaiku. Aku memutuskan Nuki. APALAGI~” teriak Av pilu. Kaito memegang wajah Av dengan kedua tangannya.
“Aku…”
mata Av berkaca-kaca sekarang.
“Urusai yo! Zetai… zetai daisuki yo Kaito demo…” Av segera berlari keluar. Shinichi geleng-geleng kepala pada Kaito, dan berjalan menyusul Av.
“Kashiu-san.” Shinichi berdehem. Av menghapus air matanya. Dia melihat Shinichi yang mengalungkan syal.
“Kudo… a… gomenasai. A…aku egois.” Av memasang poker face-nya, senyum. Dia lalu menatap mata Shinichi.

Shinichi POV

DEG! Lho, kok jadi aku deg-degkan gini? Apa ini…? Dia menatapku dengan tatapan campur.  Napasnya yang beruap karena ini winter. Dia memelekku.
“Shinichi oh shinichi…” katanya sambil menangis. Dia lalu melihatku kedinginan tanpa syal. Dia lalu mengalungkannya kepadaku, dia juga dapat. Blush. Oh, sial. Mengapa jadi begini?  
“Panggil aku Av!” serunya tersenyum. “Ayo, ke café.” Dia menggandengku ke sebuah café terdekat.
“Summimasen, kopi satu, dan er… kue.” Kata Av memesan, lalu kami duduk.
“Maaf, aku cengeng. Tapi lebih baik menunjukannya daripada menyembunyikannya dan sok berani, bukan?” ucapnya, lalu mengunyah renyah.
“Jadi~ kau menghawatirkan bocah Nuki?” Tanyaku. Lalu dia tersenyum.
“OH, dia. Mungkin dia sudah dengan Seiki. Dia temanku yang lain. Ah, aku tidak peduli. Aku memang payah. Yang satu kutolak, yang satu bertepuk sebelah tangan!” serunya tertawa kecil.
“Ti…tidak apa-apa kok.” Kataku gugup. Masalahnya jantungku ini lho! Kok tidak mau berhenti berdetak cepat! Dia mengenggam tanganku.
“Dingin,” katanya. Aku hanya memerah mukanya. “Ne, bagaimana kalau besok kita pergi bareng ke bioskop!?” tanyanya semangat. Oi, oi! Sama aja date, kan? Tapi aku mengiakan.
“Ini pesanannya. Wah, pasangan, ya? Sini!” mbak itu menyeret kami ke ruangan yang lovey-dovey. Euww…. Ngapain sih!?
“Ho… Sama, ini pasangan baru? Oke, nak. Disini ada Love contest. Siapa yang bisa berkecup padahal pasangan baru, akan menang!” seru laki-laki. Haa? Yang benar saja!
“Maaf, tapi kami…”
“Tidak pernah…” aku menyambung kata-kata Av.
“Pacaran!” kami mengakirinya berbarengan. Laki-laki itu tersenyum simpul.
“Ah, ah. Ehm. Sudahlah kalian berdua. Kalian nanti juga saling menyukai.” Laki-laki itu tertawa. “Hadiahnya lumayan lho.” Kami berjalan, ditengah malam yang bertaburan bintang.
Dan secara otomatis aku tiba-tiba mendekatkan diri ke Av, dan Av sendiri sudah menyentuh bibirku ini. Apa?! Ciuman PERTAMAKU!? Aku mulai kiranya menyukainya, dan mendorongnya kedinding. Aku tidak ingat apa-apa lagi. Begitu manis.


“Hey, I feel I almost reach you…”
“Then what I can become now?”

“AV!” seruku.
“EH!” seru Av yang tanpa sadar mengucapkan kata-kata itu. “Gomenne, Shinichi-kun. Aku…pulang saja. Aku sakit sepertinya.” Ucapnya.
“Biar aku antar kamu pulang!” seruku cemas. Aku masih ingat, aku baru saja menciumnya.

[Av PO
aku pusing sekarang. Kuputuskan untuk pulang.
“Oh… ariga~” BRUK!


Aku bangun. Aku melihat Shinichi sedang mengecek panasku dengan dahinya. Eugh. Panas.
“Shinichi!” seruku ketika melihatnya. Aku terbatuk. 
“Karena kamu disini…”
“Aku…”
“Kenapa?” tanyaku mencoba berdiri. Shinichi tersenyum.
“Oh”

“Kau sudah bangun?”  Tanya seseorang. Dua orang. Shinichi dan Kaito. Yang mimpi yang mana sih? Aku melihat Kaito merasa bersalah.
“Gomenne, Av.” Aku membuang muka. Pelan. Air mata itu  perlahan-lahan menurun. Aku bodoh.
“AKu mau bicara.” Seru keduanya berbarengan.
“Kau duluan, Kuroba.”
“Kau saja Kudo.”
“Yasudah, bersama=sama”
“Av, maukah kau ke pesta ball bersamaku?” Tanya mereka. Aku mengatupkan mulutnya. Mereka saling bertatapan.

[Normal POV]

Av hanya menunduk. Dia mengamati Kaito yang sangat merasa bersalah. Av tersenyum sedikit demi sedikit.
“Shinichi juga?” katanya membuka mulut.
“E? Ore? Eh…” muka Shinichi blush-ing. Aku tertawa sedikit.
“Sebelum penawar APTX-mu habis, kan?”
“Bukan.” Kata Shinichi. “Aku…aku suka padamu.”


“A….apa!?” Kaito terbelalak. Melihat pengakuan temannya yang lebih dulu. Av terkejut. Dia menatap kearah jendela, lalu kearah mata Shinichi. Dia lalu menoleh kearah Kaito.
“O…oi! Apa sih, kau lihat keaku? Bakka! Apa urusannya?” Tanya KAito, mukanya memerah. Av menghela napas putus asa.
“Mou iyo. Arigatou, Shinichi-kun. Demo…Mouri-san..”
“Ran? She’s only my childhood friend!” seru Shinichi keras.
“O. Yokata. I accept it.” Kata Av, bibirnya bergetar saat berkata itu dan melihat Kaito dalam-dalam. Dia masih tidak mengerti, kenapa setelah kejadian taburan bintang Kaito tidak suka padanya. Dia melihat Kaito berdecak kesal.
“Barou!” Shinichi memeluk Av. Av wajahnya hanya memerah.
“Cih!” Kaito keluar dari ruangan itu.
“Kai…”
“Sh, Av-chan! Ayo pake gaunmu!” Shinichi menutup pintu.


“Mou Sonoko. Aku sudah telepon Shinichi! Katanya dia datang ke pesta ball itu!” Seru Ran bahagia.
“Osh! Makoto juga bisa, lho!” Sonoko tersennyum bahagia. Ran lalu mengerling keatas. Dia lalu memeluk Shinichi yang sudah datang.
“Bakka! Yuk Shin!”
“Maaf aku sudah sama Av!” Shinichi tersenyum lebar. Ran terpaku. Av. Dia melihat Av dengan raut wajah sedih memakai gaun putih biru yang cantik sekali.
“Mouri-san. Gomenne…”
“Apa, sih, yang dimaafin?” Tanya Ran, walau hatinya bergetar. Sedangkan Shinichi hanya menghela napas. Dia melakukan ini agar Av tidak sedih karena perkara Nuki-Kaito. Tapi… dia juga merasakan perasaan aneh pada Av.



Cinderella, who had told too much lies,
Is said to have been eaten by the wolf,
What should I do? Something should be done 
Or I'll be eaten,
Please save me before that.



Saat sedang berdansa, Shinichi mendekatkan mukanya pada Av. Mereka sudah sangat dekat. Ran berteriak dalam hati. Makoto panas dingin. Tapi Av menahan tubuh Shinichi.
“Doshte?” Tanya Shinichi. “Tidak apa-apa, kan?”
“HYAT!” Kaito tiba-tiba menepis Shinichi. Dia memegang lengan Av.
“Maaf, Kudo tapi…” Kaito tersenyum nakal. “Av milikku!” Katanya tersenyum licik.
“Kaito!” seru Av, menangis sambil memeluk Kaito. Ran membantu Shinichi berdiri.
“Maafkan aku, Av. Aku bodoh. Aku cemburu padamu yang dekat dengan Kudo. Dengan bocah Nuki itu. Gomenne. Bagaimana kalau aku sekarang mengambil jatah ciuman keempatmu?!” Kaito menilat lidah nakal dan segera mencium Av .Sonoko tampak terkejut, Ran juga, dan Makoto hanya  menelan ludah.
“BAKKA! AKU NGGAK MENYURUHMU BEGITU!”
“He~ benarkah?”
“BAROU!”
“Sudah!” seru Sonoko.”Ano… Av-san, ciuman keempat?” Tanya Sonoko, menaikkan alis.
“Oh, yang pertama sama orang bodoh yang tadi, yang kedua dengan Nuki, ketiga dengan…” Av ragu ragu. Dia membisikkan kecil ke Sonoko. Sonoko tiba tiba emosinya tidak stabil.
“APA!?”
“SH!” kata Av memperingatkan. Dia hanya blush-ing mukanya. Lalu Kaito tersenyum pada Makoto dan Sonoko.
“Halha, kau sok banget deh Kat!”
“Apa kau bilang!”
“Sok!”
“WeeekkkK!”
Drtt…drtt… hape Av jatuh, dan Sonoko mengambilnya sambil melihat pesannya.

Hey, gimana? Aku cemas padamu. Kau sudah bersahabat dengan Kuroba?

“Nu…ki?” eja Sonoko melihat pengirimnya. Wajah Av memerah lalu merebut ponsel itu.
“Mou, Suzuki-san!” sedangkan Kaito sudah curiga.
“Sahabat!?” Kaito smirk. “DIa ini PACARKU TAHU!”


“Shinichi…” Ran menemui Shinichi diluar. Shinichi menelan ludah.
“Yo, Ran.” Katanya.
“Shinichi kau… suka Av?” Tanya Ran to the point. Shinichi menggeleng lucu.
“Itu acting Ran.” Senyum Shinichi. “Kuroba… dia terlalu malu-malu untuk mengakui perasaannya.”
 Ran terlihat lega. Dia tersenyum menatap Shinichi.
“Yokata… Shinichi….”
DEG DEG! Shinichi tiba-tiba merasakan lagi efek dari antidote. Dia memegangi jantungnya.
“Shinichi, daijobu desuka?”
“Daijobu… Ran.” UGH! Shinichi kembali, dia terjatuh.
“Shinichi! Aku harus membawamu kerumah sakit!”
“SHINICHI!” teriak Av yang lari. Dia lalu memegang bahu Shinichi.
“Shinichi, hayaku. Kochi-kochi. Kaito, kau kesini pake mobil? Ayo cepat!” seru Av gesit. Ran tidak terima ‘saingan’nya mendahuluinya.
“Mau dibawa kerumah sakit? Biar aku!” serunya keras kepala.
“DAME YO! Aku tahu Shinichi. Hayaku. Shinichi…” AV mencoba mengangkat Shinichi, dank e mobil.
“Ja ne~” kata Kaito lalu segera menyetir. Av lalu menelan ludah. Dia menyandarkan kepala Shinichi di pahanya.
“Shinichi… daijobu desuka?”
PSHHH… Conan kembali menjadi Shinichi. Eh kebalik. Dia jadi kecil mungil.
“Aku…kembali.” Kata Conan.
“Wakata. Dasar, kau tidak bawa baju?”
“Ada… ditas,” jawab Conan. “Eto… aku ganti dimana?”
“Disini aja” jawab Kaito jahil.
“Barou~ Nah Shinichi, cepat ganti baju, aku tutup mata” ucap Av sambil tertawa geli. Conan segera ganti baju. Setelah selesai, Kaito juga sudah sampai dirumahnya. Av menggendong Conan.
“Nah, Conan. Oyasumi.”



“Mouri-san?” sapa Av melihat Ran yang sedang belanja baju dengan Sonoko.
“Ukh. Kashiuu-san.”
“AV-chan,, sedang apa disini?”
“Mou, Av! Filmnya nanti keburu mul…” Kaito kaget ketika melihat Ran dan Sonokoo.
“Gomenne, yang waktu pesta ball. Hehe…” Av menunduk.
“Kau sedang kencan?” Tanya Sonoko meledek. Muka Av memerah.
“Eto… itu…err…” Av tidak berkata-kata. Kaito sudah narik tangan Av.
“Barou Av! Cepat dong!”
“Eh..  ja ne!”
Ran hanya sedih.
“Cemburu ya? Pantas kamu cemburu. Hihihi!” tawa Sonoko. GDBUK! DUAAAR!! Tiba-tiba ada seperti bom. Av sedang jalan dan melihat Conan.
“Watchout!” seru Av, memeluk mereka berdua.
“Av!” teriak Kaito. BRUAK! Kaito segera melompat untuk memeluk Av yang sedang memeluk Conan. JHUAR! Mereka mendarat di reruntuhan.
“Daijobu, Av!?” seru Kaito cemas, dia merasakan sakit diseluruh tubuhnya. Av yang merintih, tubuhnya membungkus tubuh Conan sehingga dia tidak kesakitan.
“Av! AV!” seru Conan ketika dia melihat Av. Kaito melotot.
“Barou Kudo! Zetai, zetai! Av, daijobu?”
“Minna kita kepisah! Lihat! Kita….”
“Terjebak di reruuntuhan…”
“Bertiga…”
“Di gedung tinggi ini…”


“Tak… ampun. Kita bisa terjebak juga!”
“Sudah, Kaito. Sekarang kita pikir carakeluar” Av termenung. Dia lalu menghela napas duduk.
“Av-chan!” Teriak Ran. Av bisa melihat Ran.
“Mouri-san! Yokata!” serunya, memeluk Ran.



Ran duduk di café yang cukup besar itu. Dihadapannya ada donat dan teh. Die terus memerhatikan layar handphonenya. Dan datanglah orang yang ditunggu. Perempuan yang rambutnya diikat. Av.
“Mouri-san!” katanya lalu duduk. Dia lalu meminum teh yang tersedia. “Ada apa?”
“Ini…tentang Shinichi!” wajah Ran memerah. “KKau… pacaran dengannya?” BRUATS! Minum yang baru Av minum menyembur.
“Gomen gomen. Aku…” Av tertawa sedikit. “Aku paca… m… dekat dengan Kaito,” Senyum Av. Ran mengangguk saja.
“Tapi… aku… iri padamu. Kau terlihat sangat… dekat dan mengenal Shinichi.”
“Mou iyo, tentulah!”
“Demo…”
“Mouri-san. Daijobu day o. Aku tidak pernah suka Kudo tapi…” drrt. Drt
“Ah, moshi-moshi?” Av mengangkat telepon. “Haik, wakata. Douitashimashte.”
“Siapa?” Tanya Ran penasaran. Av mengangkat bahu.
“Biasa, Kaito. Aku sudah janjian dengannya pulang bareng habis sekolah.” Av tersenyum pada Ran.
“Kau bohong!” Kata Ran.
“E?”
“Itu bukan dari KUroba-kun!”
“E..??”
“Baiklah. Aku memang bohong. Itu dari Nuki.” Aku Av. Dia menerawang.  “Kau tahu dari mana aku berbohong?”
“Karena…  kau menggunakan bahasa yang sopan, Av-chan” balas Ran. “Kau… tidak mencintai Nuki-san..” Av terpaku.

“Oke. Mouri-san. Aku ingin kejelasan. Kau mengundangku kesini untuk apa!?” Av duduk lagi dengan ekspresi frutstasi.
“Gomenne, Av-chan. Shinichi sepertinya… menyukaimu.”
Av terpana. Lalu dia tersenyum lebar, duduk di bangku.
“Kaulah cinta pertamanya…”Mata Ran terbuka lebar.
“Benarkah itu?”
“Tentu saja!” Av tersenyum.


Jumat, 25 November 2011

Suki; Chapter 15

Sori ada kesalahan -,-"" ini chapter 15= nya





Chapter 15:  The Lost Princess


“Eeee?” Tanya Av yang tidak setuju dengan ini. Dia lalu mencoba memelas, meminta dukungan Shinichi dan Kaito yang angkat bahu saja. Maka, Av hanya memerhatikan perempuan yang satu ini. Dia mirip dengan Shiho, tapi mungkin lebih manis lagi. Dia menatap Av dengan tatapan ‘cepat-ceritakan-ata-kau-mati’
“Baiklah. Tapi, memang satu kelas mau mendengarkan?” Av akhirnya memutuskan. Perempuan itu berteriak agar teman-temannya mendegarkan Av.


Flashback

Keia, selaku ketua kelas, meminta pendapat bagaimana naskah yang dibuat Megumi.  Para anak lumayan ribut.
“Oke, ini kubacakan ceritanya. Suatu hari, ada seorang putri yang mencintai pangeran. Pangeran itu, juga mencintai putri. Tapi ada yang iri melihat mereka, yaitu pelayan dan kakak si sepupu. Pelayan menyatakan cintanya pada putri, tapi si putri bingung. Kakak si sepupu iri karena dia menyukai pelayan, tapi akhirnya dia menikah dengan pangeran lain.  Kemudian, disini putri diserang oleh sepupunya yang iri. Dan, si pangeran menyembuhkannya dengan ciumannya. Saat dia bangun, dia menikah dengan si pangeran. Tapi pelayan itu ingin sekali menyatakan cintanya skali lagi” Keia menceritakannya pada seluruh kelas. Akhirnya, mereka harus memilih pasangan bagi yang mencalonkan sebagai putri pangeran untuk acting. Av mengajak Kaito uuntuk paring duluan, dan Kaito setuju. Mereka berakting.

“Pangeran, aku sangat mencintaimu. Tapi kenapa?” Tanya Av, menangis.
“Aku tetap tidak setuju!”
“CUT!” seru Keia. “Oke, nanti kuumumin. Silahkan semuanya pulang!”



“Putri… AVEII KASHIUU…. PANGERAN…. SHINICHI KUDO… pelayan… Kaito Kuroba… sepupu… Aoko Nakamori…” Keia menyebutkan nama-nama itu, sambil menulis di papan siapa saja yang akan bermain. Av mendengus mendengar Kaito tidak menjadi pangeran. Tapi dia tetap tersenyum manis pada Shinichi. Dan pementasan dimulai.


“Apakah dia pangeran dambaanku?” Tanya Av. Dia lalu meraih tangan Shin. Shinichi mengelusnya.
“Aku…mencintaimu putri,” dia menunduk. Av memeluknya. Dia berbisik.
“Aku juga Shinichi…” bisiknya. Shinichi kaget, karena dia bukan berbicara pada si ‘pangeran’ melainkan ke dia. “Aku juga pangeran… aku sangat mencintaimu.” Mengatasi kekagetannya, segera saja Shinichi mengatakan dialog lagi.
“Baiklah.. sampai disini dulu.. aku harus pergi, putri.” Shinichi melompat. Av melelehkan air mata.
“Pangeran…”
“Aku akan menunggumu.” Dan Shinichi kebelakang panggung. Disitu Kaito keluar.
“Putri.” Mukanya memerah luar biasa. “Anda… mencintainya?” Av menoleh pada Kaito.
“Sada… (nama pelayan) Tentu saja.” Av duduk di tempat tidurnya. Sedangkan Kaito berada di kaki Av.
“Tapi… saya mencintai putri!” ungkap Kaito. Av tersenyum. Dia lalu menepuk bahu Kaito.
“Aku juga sayang Sada” Av tersenyum.


“Oh putri… kenapa kau sakit?” tangis Shinichi. Av terdiam. Harusnya, dia dicium  oleh Shinichi. Dan Shinichi mendekat, mendekat tapi Kaito dengan wajah merah padam melompat ke panggung.  Disertai pekik terkejutan penonton, Kaito tergagap.
“Putri! Aku… aku…” dan Kaito mendorong Shinichi yang sudah sangat dekat. Dia kemudian segera mendekatkan wajahnya. Dan dia mencium Av! Av membuka matanya.
“Kaito!” katanya tertahan. Terdengar penonton bersorak-sorak.
“Sada! Kenapa kau…?” Tanya Av bingung. Kaito menunduk.
“Maaf putri… tapi!”
“Dia sangat mencintaimu.” Tambah Shinichi. Shinichi lalu memeluk Av.
“Kau memilih siapa?” DENG DENG DENG DENG! AV menunduk.
“Pangeran.”
GLEGAR!
                 

“Dan keduanya dipersilahkan berciuman.” Ucapnya. Sekali lagi penonton dibuat kaget, tapi Av dan Shinichi akhirnya mendekat dan bibir mereka bersentuhan. Sorak sorai lagi.


[End of flashback]
                 
Semua yang disitu meramai. Kaito cuma bisa mencibir.
“Haaa? Jad…jadi To-san malah mencium Ka-san!?” teriak Shin.
“Oi Oi aku juga!” protes Shinichi. Perempuan itu, tersenyum saja.
“Gampang ditebak. Shin, kau tidak berbakat jadi detektif sama sekali, sih! Lagian, Kaito-jii-san tidak bilang kalau dia tidak mencium Av-jou-san. Jadi pasti dia juga menciumnya!” anak itu memberi kesimpulan. Shinichi menempuk bahu anak itu.
“Benar, nak. Namamu siapa?”
“Nina Shubara. Yoroshiku, Kudo-jii-san.” Shinichi tersenyum.
“Yoroshiku.”

Author confession

Halo! Bagus ga ya kalo bikin fanfict Miiko? >_< !


Onegai, butuh banget saran \m/ 


OKe makasih


Baru pemula. Bagi yang nggak suka, nggak usah baca.





Brr~ Dingin ya? Paling suka bikin cerita pas winter. Duh, mugi cantik banget?! Makasih buat yang udah mampir ^^/ follow atau ga tetep thank you! :D


Kalau yang suka banget ama aku :P jadiin book apa namanya~ book word? Book mark ya~ Onegai!
OKEH? Kau harus segera BOOKMARK! Bercanda.
Oh ya, perkenalan. Aku ini Lala Nabila, kelas... nggak usah tahu ya ^^"


Aku penggemar anime berat! Jadi, plis dong, kalau mau add, add lah.


Oh ya, suka banget ama Mugi! Jangan menghina kalau jelek ya~ Emang fik abalan gajelas. Pantas. Tapi diberi masukan dong~




Kurasa... udah segitu aja. Makasih ya... ^O^ =w= V


<3 Lala

Suki ;Chapter 17

Ini ceritanya udah winter agak gitu ^^"" Abis ini sih sbenernya -_-"" DAN another song story !


-------------------------------------------------------


Chapther 17

“Beraninya dia!” seru Kaito geram  setelah dia pergi. Av berbalik dengan wajah yang basah oleh tangis. Conan tersenyum saja. Wajah Av tambah memerah.
“Nuki, ini… err Kaito.” Nuki meyalami Kaito.
“Cih”
“Ada yang salah?” Tanya Nuki.
“KAU MENCIUMNYA!” seru Kaito marah. Nuki menaikkan alis.
“Ah, maaf. Kau pacarnya, kan?” Tanya Nuki. Wajah Kaito memerah. Av tersenyum.
“Kalau begitu, besok kau pergi, kan Nuki? Aku…” Av menatap mata Nuki. Nuki memeluk Av.
“Jangan lupakan aku…”


Kaito masih kesal saja dengan kejadian kemarin. Masalahnya, dia tidak terima dengan Nuki itu. Tunggu. Dia cemburu? Ah! Mungkinkah? Dia hanya mengangkat bahu. Dia pulang, dan merebahkan diri.
“Memusingkan Kashiu?” Conan bertanya sinis. Kaito hanya memeletkan lidah.
“Aku… iya…”
“HALO KAITO!” Av menghambur kedalam rumah Kaito. Gubrak! He? Av tersenyum lucu. Kemudian dia duduk di samping Kaito.

[AV POV]

Aku hanya tersenyum disampingnya. Walaupun pikiranku masih kearah Nuki. Nuki. Aku tidak pernah menyangka bisa menyukainya. Oh, come on. Stop. You Love Kaito. Samar-samar ada suara Kaito, tapi lalu suara Conan.
“HOI! Kashiu-nee san!” serunya keras. Aku tersadar.
“Ah, gomen-gomen. Ano… aku “ aku mencari alasan. Aku melihat mata Kaito yang ‘membakar’ ah… aku hanya tersenyum gugup.
“Benar?” dia menyipitkan mata. Aku tertawa hambar.
“Zetai…” kata-kata itu meluncur saja dari mulutku. “Zetai yo, daisuki, Kaito” Aku mengatupkan mulutku. Bodoh!
The way you move is like a full on rainstorm
And I'm a house of cards
You say my name for the first time, baby, and I
Fall in love in an empty bar

“Apa?” Kaito terkaget.
“E? Nandemonai, nandemonai!” Aku tertawa gugup.


“E? Ran nee-chan? Doshte?” Conan mengangkat telepon.



“Salam kenal, Aveii Kashiu!” aku memperkenalkan diri. “Ran Mouri.” Tawaku sedikit sinis. Mouri sedikit terkejut padaku.
“Dia ini….” Aku menunjuk Kaito. “Kaito Kuroba. Yoroshiku.” Mouri tersenyum padaku. Aku tersenyum poker face lagi. Kami lalu ke taman hiburan. Saat Mouri asyik ngobrol, aku ditarik Kaito.
“Apa sih!?”
“Kau sepertinya tidak menyukai orang itu…”
“Tentu saja, aku benci orang sok kuat tapi sering menangis… barou!” Aku hanya mendecak. Lalu tersenyum. Lalu aku kembali melayang pikirannya.

“Aku nggak suka ama NUKI!”
“And WHO CARES?!”
“URUSAI!”

“AV!” seru Kaito keras. Aku sadar. Lalu meminta maaf lagi. Dia menarik tanganku, dan kami sampai di sebuah lingkaran. 3…2…1… pSH! Bermacam kabut keluar. Dan ada firework! Ah… aku bosan dengan firework.

And you stood there in front of me just
Close enough to touch
Close enough to hope you couldn't see
What I was thinking of

Jangan… Kaito sudah sangat dekat… tiba-tiba  Mouri memanggil.
“Av-chan! Kuroba-kun! Ayo~” katanya. Aku mengangguk dan pergi.
“Ada apa sih, Mouri?!” seruku malas.
“Panggil saja Ran!” katanya membalas riang. “Nah, kita lihat bulan purnama yuk! Disna kelihatan lho!” katanya, menggandeng Conan dan aku, yang menggandeng Kaito. Aku memerhatikan Kaito. Dia terlihat murung. Apa aku… terlalu memperhatikan Nuki? Saat Ran dan Conan sedang sibuk dengan purnama, Kaito mengajakku ke menara paling atas.  Disana menaranya terbuka.
“KAu memikirkan Nuki, kan?!” tebaknya tepat. Aku menggeleng kuat. Cukup… rasaku padanya sudah berlalu Kaito…
“Kau memikirkan otakku,” tawaku sejenak. “Bukan hatiku.”
ZRUSSSSSSSSHHHHHHHHH hujan membasahi kami berdua. Ingat kejadian Ame? Aku tertawa sendiri. Aku menggandeng tangan Kaito.

Drop everything now
Meet me in the pouring rain
Kiss me on the sidewalk
Take away the pain

'Cause I see, sparks fly whenever you smile
Get me with those green eyes, baby
As the lights go down
Something that'll haunt me when you're not around

Sudah mendekat…aku dapat merasakannya lagii. Tubuhku seperti terangkat. Aku… maaf Nuki… aku tidak sanggup lagi…
[end of POV, NORMAL]

Laki-laki berambut berantakan yang bersembunyi menyeringai.
“Syukurlah Av,” katanya.

“Conan! Hujan! Sedangkan tadi Kuroba dan Av keatas! Ayo!” seru Ran. Conan tahu bahwa mereka sedang berciumman, tapi dia diam saja.

'Cause I see, sparks fly whenever you smile
I run my fingers through your hair
And watch the lights go out
Just keep your beautiful eyes on me
Tiba -tiba dia bertubrukan dengan seseorang.
“AW!” karena kerasnya hujan, Av dan Kaito tidak mendengar. Ketika mereka melepaskan, Av menoleh kebelakang dan terperanjat.

“NUKI!!!!!!!!!”
HYAT! Ran menghajar Nuki, tapi Nuki melawannya dan Ran tersungkur.  Av melonggarkan pegangannya ke Kaito. Tapi Kaito menggenggamnya erat.
“Nu…ki?”

“Kau siapa?!” Tanya Ran.
“Aku… um… inta pertamanya Av,” jawab Nuki. Kaito segera menjitaknya. Ran terkesima. Lalu… kenapa?
“Karena… aku mencintai Kaito!” Av berkata jujur. Dia menatap Kaito yang memerah juga mukanya. Ran hanya memperhatikan Av diantara kedua lelaki itu. Av tersenyum lagi.
“Terima kasih,” Nuki memeluk Av. Av menahan air matanya yang keluar lagi.
“Maaf, Nuki… kau masih mencintaiku tapi aku… cinta Kaito…” Av memeluknnya erat.
“Shh…” Nuki menyentuh bibir Av pelan. “Jangan menangis lagi. Jangan ngomong lagi. Aku tidak lagi mencintaimu, kok. Aku suka padamu. Cintailah Kuroba-kun.” Nuki mengecup bibir Av pelan lalu dia memakai hoddienya dan pergi.
“Nuki…. Janji ya?’
“Janji!” katanya sinis dan pergi. Kaito menepuk bahu Av.
“Kau… cinta padaku?” tanyanya dengan nada aneh.
“E…?” wajah Av memerah. Ran terbatuk, emecah keheningan.
“Tadi Kuroba kalian… diatas… err… tadi Nuki-kun tadi…a…” Ran salah tingkah. Av menoleh dan wajahnya makin memerah.
“Ano… tadi ng… itu Kaito!” Av menuduh Kaito. Kaito angkat tangan dan memeletkan lidahnya.
“Week… kamu juga mau, kan?”
“ENAK SAJA!”
“Oi~ si Kuroba kan yang eh maksudku kuroba nii-san yang kejadian taburan bintang.” Sindir Conan. GLEP! Mereka berdua salah tingkah lagi.
“Payah ya, si Shinichi itu!” seru Av, sambil melirik Conan. “Alaa… paling dia suka orang lain.” Goda Av. Wajah Ran jadi suram.
“Hountou?”