Kamis, 17 November 2011

Side story 1: Shinich Av Ran

Biasa lagi, klise tentang Shinichi yang memperkenalkan Av ke Ran Mohon dibaca.









Side Story



Suki Side Story; A Av and Shinichi (Side story after kejadian taburan bintang 2, Shinichi)


Ran. Ran sudah lama menunggu. Terlalu lama. Dia tidak kuat lagi. Dia duduk, di samping Sonoko. Pelajaran segera mulai. Tapi sosok yang amat dikenal datang. Shinichi!
“Sh…?” Ran terkejut, dan air mata membasahi pipinya. Sonoko berdehem-dehem.
“Suami istri nih,” kata Sonoko. Yang lain bersorak.
“Yo~ Aku bawa…” Shinichi menarik pergelangan seseorang. Senyum Ran memudar perlahan. Perempuan cantik.
“Siapa?” Tanya Ran. Semuanya berdebar-debar.
“Halo, Aku Av Kashiuu aku adalah…,”
“Pacarku,” Shinichi memeletkan lidah.  Muka Ran jadi berubah. “Yo, Ran. Lama tidak ketemu ya. Senang melihatmu kembali. Kenapa kau pakai tanda cium segala sih? Kitakan teman.” Shinichi menggandeng Av menuju bangkunya. Ran lalu mengernyit.
“Shinichi aku sudah lama tidak bertemu denganmu…” Ran berkata. “Aku menunggumu, tapi kau membawa pacar!?” Ran mulai frustasi. Shinichi tersenyum.
“Memang? Tapi, kan kita teman.” Shinichi terus asyik mengobrol bersama Av, sampai sosok mirip Shinichi muncul.
Sonoko juga sebal mukanya.
“OI KUDO! Ran kan menunggumu. Kau malah berpaling!” Sonoko berkacak pinggang. Shinichi menoleh.
“Iya, tapi kami tidak pacaran” balas Shinichi. “Kalau begitu, nanti mau jalan-jalan?”  Tanya Shinichi. Senyum Ran jadi bahagia.



Ran berjalan disamping Shinichi.  Dan ada telepon. Telepon itu dari Av. Ran memasang muka cemberut. Shinichi tertawa.
“Baiklah, tidak kuangkat.” Katanya, lalu kembali berjalan bersama Ran. Mereka banyak sekali ke tempat taman bermain, tapi sayangnya, perasaan Shinichi selalu tidak enak. Saat di roller coster, dia murung.   Lalu dia mengendarai mobil bersama Ran, dan ditengah jalan melihat Av yang tergeletak. Shinichi segera menolongnya. Professor Agasa dipanggil. Shiho juga. Shinichi bersyukur, Shiho selamat. Shinichi menggenggam tangan Av. Dia berkali kali terlalu dekat dengan muka Av, sehingga Ran mendehem. Ketika sampai di rumah sakit, Shinichi memaksa masuk.
“Tolonglah suster, nyawanya adalah nyawaku!” seru Shinichi. Seruan itu membuat Ran tertegun. Suster tidak mengizinkannya, dan Shinichi menunggu dengan cemas.



Keesokan harinya, Shinichi datang pagi-pagi sekali. Dia lalu menaaruh bunga di vas bunga. Av masih koma. Shinichi tersenyum lemah. Lalu dia mengenggam erat tangan Av. Av membuka mata.
“Shinichi… aku menyayaingimu…” ucapnya, lalu dia mengedip lemah. Shinichi mendekat. “Aku merasakan wajahku dingin…” dan Shinichi segera membungkam mulut Av dengan mulutnya sendiri. Av terbuai. Dia berusaha mengangkat tangannya untuk melngkari leher Shinichi. Shinichi lebih menghempaskan tubuhnya. Setelah beberapa detik, 1 menit mungkin, mereka saling melepas.
A secret makes a woman woman,” tawa Av. Shinichi tertawa juga. Sonoko, yang melihat menghabur masuk.
“KALIAN?!”
Mereka salah tingkah, Shinichi merapikan bajunya, Av mencoba terbatuk.
“Sugoi…,” ucap Sonoko tanpa disangka-sangka. Shinichi salah tingkah. Av juga.
“Kalian sudah pernah melakukan itu? Mulus sekali.” Sonoko interogasi.
“Sekali,” ungkap Shinichi.
“Dua,” kata Av. Sonoko membulat.
“Dua? “ di berteriak, sedikit, dan lalu tersenyum bahagia.
“Rasanya?”
“Kalau aku, basah, dan menyebar.” Ucap Av, dia melirik Shinichi.
“Basah dan hangat.” Ungkapnya lagi. Sonoko kelihatan gembira, namun dia sadar.
“Kalian pacaran?” Tanya Sonoko pelan.  Av dan Shinichi saling menatap. Mereka salah tingkah. Lalu Ran datang. Dia terkejut melihat Shinichi-Av dalam posisi yang tidak mengenakan.
“Shi…nichi?” dia menjatuhkan kerangka bunganya.
“AV! LARI!” Shinichi dan Av, melompat jendela rumah sakit. Ada tulisan yang ditinggalkan Shinichi.

Sonoko Suzuki
Mungkin istriku? Tapi dia sudah dikontrak selamanya dan forever oleh temanku
Shinichi.

“Istri? Apa maksudnya? Oh, Shinichi pergi lagi! Tidak,” Ran kecewa. Dia lalu membereskan bunga. Dia tertawa pahit. “Tadi bukan Shinichi, iya, kan? Aku hanya mimpi, berhalusinasi bahwa Shinichi disini tadi. Hoha…”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar