Sabtu, 19 November 2011

Suki; Chapter 13

Halo =w= V lagi males dengan fict ini, tapi tenang nggak kukasih OWARI. Omake ada dong~ Nanti kalo udah mood kulanjutin lagi :D~ Keep reading Arigatou!




-----------------------------------------------------------------

Chapter 13: Vermouth




Chapter 13: Vermouth



Av menoleh ke Kaito yang sibuk bermain dengan Kito dan Shin. Dia menghela napas.
“Ayo tidur!” seru Av, membuat Kito dan Kaito otomatis cemberut. Shin tersenyum dan menurut. Kaito pun menggerutu.
“Kok gitu sih Av!”
“Kamu nggak mau meikmati lebih awal?” Tanya Av menggoda, mencuci piring.
“Oi,” mereka menoleh. Sosok Shiho Miyano dan Shinichi Kudo. Shiho bersikap dingin.
“Vermouth masih hidup.”
Klontang.


Shinichi menegang. Av mengatupkan mulutnya. Dia terjatuh. Kaito masih belum ngeh, tapi akhirnya dia tahu.
“Kau… menyelidiki rahasia Kudo, kan? Dan kau mengkhianati organisasi itu…” lirih Kaito. Av mengangguk. Dia menutupi mukanya. Dia… bisa dibilang takut. Shinichipun kemudian jongkok, menghibur Av.
“Aku berjanji akan melindungimu, Av. Aku berjanji. Vermouth berjanji tidak menyakiti Miyano.”
“Nama sandiku Champagne.” Lirih Av. Dia kemudian kelihatan takut. Shinichi mengeluarkan kacamata Conan-nya dan menyelipkannya di telinga Av.
“Av, aku berjanji.” Senyum lembut Shinichi.
“Shinichi….” Av menangis.
“Oi, aku yang melindunginya!” Kaito bersikeras.
“SUDAH!” Av berteriak. “AKu akan menerima takdirku agar ditembak Vermouth.”
“TIDAK BOLEH!” Shinichi yang paling keras berseru. “Aku…aku mencintaimu.” Kata Shinichi. Dia melirik Shiho yang tidak peduli. Av tersenyum. Dia tertawa.
“Sebagai ungkapan terakhir sebe…”

DOR!

Vermouth! Kaito dengan kesal dan emosi tinggi langsung menembak Vermouth, tapi tidak kena.  Av masih bisa bergerak.
“Ka…ito… aku…. Men…cin…taimu. Aishi…teru…yo. Shi..nichi. Daisuki…yo. Shi…ho…. Berba-ha…gialah… Haka…se… selamat…tinggal…Shin….Kito…Shin…ichi…Ka…ito. Shinichi….Kaito… Aishiteru.”
Vermouth dengan puas, dia menembak lagi tapi Shinichi meloncat melindungi Av. Dia memeluk Av dengan erat, sedangkan Kaito bertugas menembak Vermouth dengan kartu-kartunya.
“AARRGGHHH!”




Suasananya tenang. Rumah sakit tidak banyak orang yang datang. Di ruangan itu hanya ada Jodie, Shuichi, Shiho, Shinichi, dan Kaito. Mereka menatap sedih ke Av yang terpejam matanya, dalam kondisi kritis. Shinichi memang tertembak, tapi dia sudah baikan. Av, yang belum. Kaito menatap istrinya yang sedih. Dia menggenggam tangan Av terus, dan merasakan pergerakan.
“AV!” Kaito bahagia. Dia lalu segera mendengar bibir Av berbicara.
“Kaito… Aishiteru… Shinichi… ari ga… to” dan Av kembali tidak sadar. Baru kali lelehan air mata di muuka Shinichi dan Kaito. Kaito menangis sekarang. Tapi AV membuka matanya. Seratus persen, dia sadar.
“Bakka… jangan menangis untukku… Shinichi… kau juga,!” mereka kaget, dan berbarengan, memeluk Av sampai Kaito menabrak jidat Shinichi.
“Auch!” seru mereka. Av memejamkan matanya dan membukanya kembali.
“Shinichi, kau benar tidak meyukai Mouri-san lagi?” Tanya Av. Napasnya cepat-cepat. “Tolong panggilkan Mouri-san.”



Ran terheran. Shinichi menangis-nangis didepan rumahnya dan meminta dia ikut. Ran bersyukur, kiranya Shinichi seperti biasa. Namun tidak, setelah membuka pintu rumah sakit menuju…
“Kashiuu,” desis Ran, yang hampir pergi.
“Maaf Ran, selama ini aku membencimu. Maaf aku menyakiti hatimu. Shinichi. Kembalilah bersama Ran. Maafka aku.” Ucap Av lemah. Ran terkesiima.
“Aku maafkan,’ katanya kaku. Av tersenyum lega. Jari Kaito masih tergenggam. Av tersenyum lega. Baginya, yang terpenting saat ini…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar