Selasa, 22 November 2011

Suki MOVIE : The Bedtime Bear

Emang cuma judulnya yang keren. Dalemnya... boro-boro! Tapi, mind to read?




Hehe ^_^

-----------------------------------------------------------------------------------------------------




SUKI MOVIE: The Bedtime Bear

1
Shinichi sudah hidup seperti biasa lagi. Berangkat pagi bersama Ran, pulang bersama. . Shinichi baru saja bangun tidur ketika Ran sudah  memanggilnya.
“Ohayou Ran.” Sapa Shinichi.
“Ohayou, Shinichi!”” sapa Ran semangat. Shinichi berjalan loyo. Ketika itu, ada telepon. Shinichi segera mengangkatnya.
“Moshi-moshi,” Shinichi berkata dengan malas.
“Shin-chikun!” seru Av. “Aku dan Kaito akan kencan lama. Kami akan kekereta, dan kebetulan Jiroki, Jirochi, siapapun nama itu, dia menantang Kaitou Kid! Kami akan berlibur! Bagaimana kalau kau ikut?” suara riang Av di telepon. Shinichi menguap.
“Baiklah, terima kasih!” dia mematikan telepon.
“Siapa?” Tanya Ran, wajahnya mengeras.
“Oh, sahabatku. Dia bertanya apakah mau melihat Kaitou Kid tidak, di kereta mewah itu.” Jawab Shinichi malas-malasan.
“Kebetulan!” Sonoko tersneyum. “Aku mempersilahkan kalian melihatnya!”
“Benarkah?” Tanya Ran. Sonoko mengangguk. “Ya!”



Shinichi mengambil beberapa keperluan. Dia lalu segera berangkat bersama Ran dan Sonoko. Dia tiba di stasiun. Dia melhat Av.
“Hooiii!” seru Av menyapa. Ran terheran-heran. Siapakah gerangan anak itu. “Shinichi. Yokata, kita tidak terlambat. Si Kaito, bangunnya jam 7! Kaito! Ah, anda pasti Mouri Ran, yoroshiku, Avei Kashiuu!” Av mengulurkan tangan. Ran menyambutnya.
“Kaito Kuroba,” ucap Kaito tidak peduli, menyalami Ran dan Sonoko.
“Ano… kau mirip sekali dengan Shinichi!” tambah Sonoko. Kaito tertawa.
“Memang! Memang!”
“HUSH! BAROU! Maaf, mengganggu. Dia ini agak mengganggu.”
“APA KATAMU!?”
“Fishy~” ejek Av lagi.
“Bakkayaro!”
“HE!? BILANG APA!?”
“BAKKA!”
“BAROU!”
“Ano… ayo cepaat naik kereta! Sonoko tersenyum simpul. Merekapun naik. Ran mulai percakapan.
“Apakah kalian pasangan?” tanyanya hati-hati. Mereka saling menatap. Dan wajah mereka memerah. Suasana jadi canggung.
“Eh… Kaito, kita memang… pacaran?” Av memecah keheningan.
“E… maaf kalau bertanya!” Ran jadi merasa bersalah.
“Ho~ Kalian tidak pacaran, terus kejadian ‘bintang’ itu apa?” Shinichi menyindir.
“SHINICHI!” teriak Av. Kaito juga berteriak.
“KUDO!”
Ran dan Sonoko makin penasaran. Apa, sih, kejadian itu? Sonoko yang duluan menyela.
“Kejadian apa, sih itu?” Tanya Sonoko. Shinichi menghela napas nakal. Dia mulai bercerita.
“Jadi, Av benci karena dia dicampakkan Kuroba. Nah, disitu Kuroba sadar dia juga mencintai Av. Dan~ Kuroba meminta maaf. Av sedih. Jadi Kuroba men… umph!” Kaito membekap mulut Shinichi. Sonoko tertarik dengan lanjutannya. Ran menyadari sesuatu.
“Shinichi, kau memanggil Av-chan dengan sebutan ‘Av’ kenapa?” Tanya Ran. Shinichi mengangkat alisnya.
“Aku juga memanggilmu dengan ‘Ran’” kata Shinichi.
“Demo…”
“Jadi, bagaimanakah kejadian itu?” Tanya Sonoko tidak sabar. Av memerah mukanya. Kaito yang sedang marah, lalu berkata tercekat.
“Yah…”
“Sedang apa kau?” Tanya Jiroki.  Terdengar suara dengkur Kaito. “Baiklah, Sonoko, hanya mau mengecek keadaan. Aku diluar.” BLAM. Sonoko lalu tertawa. Dia memerhatikan Av dan KAito dengan penasaran lagi.
“Haa… membosankan.”
“Oh, ya Shin. Katanya Ai mau kesini.” Tambah Av. Shinichi mengangguk malas.
“Wajah sebenarnya Kid-Sama itu gimana sih?” Tanya Sonoko tiba-tiba. Kaito tiba-tiba keselek. Av tertawa saja.
“Aku juga ingin tahu.” Tambah Ran. Shinichi geleng-geleng kepala.
“Percayalah, kamu pasti bakal ngakak kalau tahu orangnya.” Shinichi tersenyum. Sonoko menaikkan alisnya.
“Aku mau keluar.” Kata Kaito. Av mengangguk. Mereka menunggu bosan di kereta.
“Kid bakal mencuri Crystal Hard, ya?” Tanya Ran. Shinichi mengangguk. Dia hanya mengangkat bahu, lalu kembali tidur, dan seiring waktu dia makin menyandar, menyandar… ke paha Av. Deg! Wajah Av memerah, begitupula dengan Ran. Av tidak enak melihat Ran, tapi Ran dengan sedikit cemburu bilang.
“Tidak usah, nanti dia terbangun, kasihan.” Ucapnya. Av mengangguk. Dia menyisir sedikit rambut Shinichi kemudian ikut tidur.
“Istri Kudo ada saingan nih,” ejek Sonoko. Ran hanya tertawa hampa.
“Ah…aha… iya, ya. Tapi, aku… perasaan dia usdah jadi sepasang kekasih dengan Kuroba-kun, ya?”
“Mereka hanya malu,” tambah Sonoko. Av tersenyum. Lagi-lagi. Dia lalu mengangkat bahu.
“Well, aku bukan teman masa kecil Kaito.” Katanya, wajahnya sangat murung. Tapi dia lalu tersenyum samar-samar. “Itu Ai.” Perempuan berambut coklat itu datang. Dia hanya mengangguk dingin lalu duduk di samping Ran. Kaito kembali.
“Hohoho…Kid kapan datang… KUDO!? KAU NGAPAIN HAH!?” Seru Kaito marah pada Shinichi, yang langsung terbangun. Shinichi #blush terbangun dan duduk. Kaito mendecak dan duduk di samping Av.  Mereka menunggu dengan kosong.



2.
DOR! Mereka terkejut ketika mendengar suara itu. Suara membahana segera menyusul.
“KAMI ADALAH PENGEBOM! JANGAN BEGERAK!” serunya keras. Semuanya siap siaga. Av memempererat gandengannya ke Kaito, dan sadaar mereka segera melepaskan. Mereka memerah malu. Terdengar suara langkah kaki, dan membuka pintu kompartemen mereka.
“2 Laki-laki, 4 perempuan,” lapor laki-laki bertubuh tegap. Yang satunya menyipitkan mata memandang Shinichi, kemudian berlalu. Shinichi agak siaga. Semuanya diam dalam keheningan.
“Haibara… aku akan menelusuri badan kereta.” Ucap Shinichi, lalu menghilang dari pandangan. Dan kemudian ada anak kecil yang datang, dia menangis.
“Kak~ Aku boleh disini?” tanyanya parau. Shinichi mengangguk, bingung. Dia memegang teddy bear. Ran sibuk menghiburnya. Shinichipun menelan ludah.  Dia segera jalan ke kompartemen lain. Dia mengerling ke Kaito. Kaito pun hanya memeletkan lidah bingung. Tiba-tiba….  KABOOM!  Ran, Sonoko dan Kaito juga keluar. Gawat, satu kompartemen, tempat Shinichi tadi sempat keluar disana! Av berteriak.
“Shinichi!” Serunya kencang, memberanikan diri melompat. Dan kemudian… Kaito juga ikut melompat. BRUK! Mereka sudah bersama sekarang. Kaito segera menembakkan tali ke Sonoko.
“OJOU-SAN! AMBIL!” Serunya galak. Sonoko segera memegangnya erat, dibantu Ran. Mereka kepayahan. Dan mereka melompat. HUP! Sayang, Av tidak sampai! Dia memegang erat seutas tali, yang hampir putus, dan terseok-sok karena kecepatan kereta yang lumayan. Av tidak kuat lagi, Kaito menolongnya. Kalau satu dari mereka melepas, satu selamat dan satu tidak. Kalau mereka tetap begitu, resiko mati.
“KAITO LEPASKAN!” jerit Av. “AKU TIDAK APA!”
“TIDAK APA BODOH!” Kaito berteriak keras. Av segera mencakar tangan Kaito. Kaito berteriak kesakitan. Av mulai menangis.
“LEPAS! AKU TIDAK BERGUNA Kau saja yang selamat!” teriak Av.
“Kita berdua mati, atau kita berdua selamat!” lawan Kaito. Akhirnya, setelah Kaito menariknya, Av bisa selamat. Mereka berdua bereplukan, Av menangis.  Ran dan Sonoko terdiam.
“SUDAH MESRA-MESRANYA!” teriak laki-laki itu. “Kalian… Kau pengacau!” dia menarik Av. Dia menahan Av. KAito hanya bisa berteriak tidak keruan.
“Kuroba,” Shinichi menepuk bahu Kaito. Kaito tidak merespons. Dia menutupi mukanya dengan tangan.
“Aku harus mencari Av!” serunya gigih, bercampur sedih. Ran menahan Kaito.
“Kita harus meredakan bomnya,” Shinichi memberi pendapat. Kaito mengangguk lesu. Segera saja, Shinichi mencari-cari petunjuk. Dia lalu curiga pada anak kecil itu.

Hey, do you know where the bomb is?” Tanya Shinichi kepada anak itu. Anak itu tersenyum licik. Shinichi sadar. “Are you  ordinary guy?”
“No, I’m just ordinary kid.”
Shinichi tersenyum puas. Dia lalu merebut boneka yang ada di tangan anak itu, dan merobeknya. Ada BOM! Shinichi segera me-non-aktif-kannya. Lalu dia mengucapkan syukur.



Keduanya bertemu. Kaito dan Av. Mereka berbinar, Av segera menghabur memeluk Kaito. Av menangis lagi. Kaito mengusap kepalanya.
“Tenang saja, aku menyayangimu kok.”
“Hountou?” Tanya Av, matanya berkaca-kaca sekarang.  Kaito maju selangkah, dan makin mendekat. Av menutup matanya sekarang.  Ketika mereka mau mendekat…
“AV! Kal…” Shinichi terkejut. Mereka refleks menjauh. Shinichi menyipitkan matanya, lalu segera ke kompartemen.
“Oi,kalian nggak ‘itu’ kan?” bisik Shinichi. Mereka menelan ludah. Sonoko yang mencuri dengar, penasaran.
“Itu apaan?” Tanya Sonoko. Shinichi tertawa hambar.
“Masa, Sonoko, kau tidak tahu?” Sonoko mash tetap penasaran. Shinichi tertawa saja. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar