Selasa, 08 November 2011

SUKI; Chapter 2

Halo bertemu saya lagi (padahal dikit banget) nah ini dia Chapter 2-nya... lebih dikit dan GAJE, KEABALAN, jadi Sori kalo misalnya kece-wa-wa-wa-wa dengan titik besar Hehehe :D




Chapter 2


Chapter 2

Kaito POV

Ya, paling tidak aku mendapatkan ciuman pertamaku. Walaupun aku agak mesum, kau tahu, kan, tapi tetap saja. Sekarang, bisa dibilang hubunganku dengan Av bukan sekedar ‘teman’ tapi kejejak yang lebih jauh. Ya, pacar. Yah, Kaito Kid tidak punya pacar tidak keren, dong. Well, aku memang menyukainya, sih. Ah~ Sudahlah! Akupun tersenyum pada Av. Tadinya aku mau menikmati ‘itu’ lagi, tapi Kudo menghalangi.
“Hei, ada orang disini. Sudahlah. Kenapa kalian berciuman  mulu sih?” bentak Kudo. Aku nyengir, lalu sengaja menunduk.
“Kamu mengenakan put… hei, kok kamu pakai short pants sih, dibalik rokmu?!” Aku protes. Av nyengir.
“Hak cewek, Kaito, hak cewek!” Dia tersenyum jail.
“Kau mesum,” tambah Haibara yang berjalan disamping Kudo.
“Bwee, siapa peduli!” aku menjulurkan lidah. Haibara menggelengkan kepalanya. Dia menghela napas, lalu berjalan. Tip, tap, tip tap. Sepi.
“Kaito,” kata Av lembut. “Aku mau nginap di rumahmu boleh?”
Mematung. Kudo apalagi. Pandangannya ‘masih-mau-lebih-jauh?’ Aku mematung uga.
“Tentu saj…a dong! Besoknya kan sabtu, libur, ke taman funpark?” aku salah tingkah. Av memelukku dengan hangat. Sensasi ini…
“Terima kasih Kaito! Arigatou ne!”  dia lalu menggelitiki telingaku. Aku hanya bisa berteriak,
“AW geli AW!”



Baru kusadari, hari ini Valentine. Ah, dasar. Kali ini aku dapat banyak coklat. Tapi aku berikan ke Kudo. Kudo hanya memasang wajah kesal. Hari ini tidak terlalu mengasyikkan. Yah, kau tahukan. Aku juga agak berdebar untuk nanti. Tentu saja, hal-hal begituan menurutku ‘Yuck’ Sudah deh. Tibanya pulang sekolah, Akako menggaetku, merayuku. Ukh, dasar!
“Mau apa?” tanyak dingin.
“Kaito-kun!” teriak Av dari jauh. Lalu aku berlari menyusulnya. Kudo dan Haibara juga disana.
“Wah, kau berdebar aku yakin” Haibara tersenyum sinis lagi. Aku menginjak kakinya. Kami sampai. Aku membuka pintu depan, masuk. Av langsung merebahkan diri, menggandeng tanganku. Dia bersender di pundakku. (BLUSH)
“Ne, Kaito-kun. Apakah ka…”
BRUK! Kudo-kun duduk diantara kami berdua. Dasar! Menganggu!
“KU…DO… KUN!” Aku meluap. Kudo nyengir tidak jelas. Lalu dia memakan popcorn yang dibawanya. Av menunduk. Aku lalu berdiri. Menggandeng tangannya. “Ayo, kekamar saja Av” dan serentak Kudo melotot. Haibara tertawa tiba-tiba. Aku tak mengerti. Disela-sela tawanya, Haibara berbicara.
“Kudo, kau kalah taruhan. Sudah kutebak dia akan membawanya ke tempat tidur,” tawa Haibara berguling-guliing. Mukaku rasanya dibakar seperti kepiting rebus.
“Chigao!’ Seruku, mukaku merah. Av hanya mengerutkan dahi. Kami akhirnya ke kamar tidurku. Jantungku  berdegup kencang sebtulnya. “Well, apa yang kau mau bicarakan?”
“Banyak hal, Kaito. Banyak. “ Dia melihat mataku.  Matanya bergairah. Sialan oh sialan. Dia mendekat.  JANGAN! Dia memelukku, dan mengelus rambutku. Heran. Aku betul-betul… ada apa sih ini? Dia membisikkan pelan, suarany alembut, tapi bagiku itu pembakit tenaga listrik. Dia mengelus mukaku  perlahan. SIALAN! Kenapa dia begitu manis? Aku dengan tiba-tiba mendorongnya ke tempat tidur.
“Kau sengaja ya!?” aku ngos-ngosan. Av terkejut. Aku menghempaskan badanku ke dirinya. Bodo amat… aku tidak peduli.
“AARKKH!” seru Av ketika badanku terhempas.


Av POV

Dia… berat. Serius. Maksudku, apa salahnya dengan berat? Aku merasakan hangat tubuhnya.  Tubuhnya bergesekkan. Aku… jantungku memompa dengan cepat. Kenapa begini?
“Oke, Kaito, cepat turun dari tubuhku. Kau berat tahu!” gerutuku. Kaito memandangku. Kembali, kejadian “Taburan bintang” terulang. Bibirku rasanya panas. Aku melihat ke matanya.
“Sudah Kaito. Sudah,” kataku berulang kali. “Ayo, menyingkirlah.” Kaito tersenyum saja. Aku gelisah. Kaito kembali melumat. Kali ini, aku tidak membalasnya. Aku diam. Dia menatap mataku.
“Kenapa?”
Aku menarik napas. “Kaito, kita pacaran. Kita SMA. Tahu hubungannya? Aku mau nonton lagi bersama Kudo dan Ha…”
“Jadi, kau suka padanya?” Kaito berbisik perlahan. Tangannya mengepal. Dia menyingkir dari tubuhku. Aku menggeleng. Kaito kalau marah seram. “JAWAB!”
“Tidak, Kaito. “
“Kalau begitu, kenapa…?”
“Kaito, kita sudah saling memakan wajah, deh. Aku mau yang normal. Aku pergi yah.” Kataku lalu membuka pintu. Tapi tiba-tiba Kaito mengurungku.
“Normal? Tidak akan.” Dia mengecup bibirku bergairah lagi, selama beberapa menit yang panjang. Setelah itu Kudo dengan wajah sinis (lagi) membuka pintu.
“Disini ada lem ya? Wajah kalian seperti di lem tahu!” Sialannya, Kaito masih menciumku saat itu. Kami saling melepaskan. Lalu aku mengambil napas.
“Ehm, aku mau mandi dengan Ai.”
“Boleh aku ikut??” Tanya Kaito usil.
DUK! Pukulan mulus jatuh ke kepalanya. Aku lalu segera pergi.


Normal POV

“Ore ore… kalian ini.” Conan hanya menghembuskan napas. Kaito lalu tersenyum. Conan duduk. “Kenapa kamu tertarik dengan dia?” Tanya Conan lagi. Wajahnya penasaran. “Maksudku, dibanding Nakamouri, dia…”
“Dia tahu segalanya tentang aku.” Kaito memotong Conan. “Kau tahu, seperti Haibara. Dia tahu segalanya tentang kau. Sama dengan Av. Memang, aku nyaman dengan Aoko juga. Tapi… nyamannya beda dengan dia. Dengan Av, aku tidak takut keceplosan. Aku bebas. Bebas. Aoko… aku seperti jaga image . Harus tahu itu. Aku tidak tahu bagaimana kau dan Mouri.” Kaito tersenyum. Diluar sanaa,  Av tersenyum.  Ya, dia tersenyum.



CUUUURRR
“Enak sekali airnya, ya Haibara?” ujar Av senang, karena perkataan Kaito tadi. Ai tersenyum kecut. KLIK! Lampu mati. Av hanya mengangkat bahu. Tiba-tiba ada suara tembakan. DOR DOR!  Senyum Av hilang. Dia segera melilitkan tubuhnya dengan kimono mandi dan handuk.
“HEI!” Conan berteriak. Dia mencoba mendobrak pintu. Terdengar suara Kaito.
“OI!” BRAK! Pintu terbuka. Tanpa ba-bi-bu, Kaito mengangkat Av. Untung dia pakai kimono. AI?
“Kuroba, dia nggak pake baju,” bentak Conan.
“DAN SIAPA SURUH AKU MAU DIGENDONG!?” Muka Ai merah padam kesal.
“Oi, Kaito, apa-apaan sih, kau ini. Aku cuma pakai kimono doang tahu!” Seru Av nggak kalah marah. Conan dengan muka merah segera mengangkat Ai yang memberontak.
“Seenggaknya AMBIL HANDUK!” raung Ai. Conan (blush) segera mengambil handuk dan menutupi Ai. Lalu mereka segera keluar lewat jalan belakang.
“KAITO AKU CUMA PAKAI KIMONO! NGAPAIN SIH?”
“Pembunuhan terang-terangan,” Conan berbisik tercekat.  “Disekitar sini.” Av hanya bertepuk tangan.
“Dan KUDO, PEMBUNUHAN HAH? PEMBUNUHAN? DENGAN TV YANG MASIH MENYALA, MENAMPILKAN FILM?” Av geram. Dia menyalakanlampu. Dia menarik napas.
“Ayo, Ai. Dasar cowok mesum.”
“Kudo, bisa melihat seluruh tubuhnya?” bisik Kaito jahil. Conan memalingkan muka memerah.
“Bisa. Itu gara-gara kamu nge-dare tahu!”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar