Kamis, 17 November 2011

Suki; Chapter 10

Ayo Av! XD Sori Ran.. wkkwkw








Chapter 10; I choose




“Apa!?” Shinichi kaget. “Bukan itu juga! Tapi selama ini aku berpikir, aku… ya begitu.”
Ran terdiam. Sonoko hanya bisa melihat mereka berdua.
“Shinichi… teganya kau… sudah lama aku menunggumu… kau……” Ran kembali menangis.
Av mencolek punggung Kaito. Mereka berbisik, dan Av berbisik pada Shiho, dan Shiho berbisik pada Professor. Kaito berdiri.
“Well, ah, Kudo, kalau kau ingin bersama pacarmu, tidak masalah. Aku dan Av bisa pergi ke Amerika sendiri. Miyano-san dan Hakase-san juga ingin.”
“Tidak, aku ikut. Ran, cintailah orang lain. Aku tidak menyuruhmu menungguku, bukan?” Shinichi membelai Ran.
“Menjauh dariku!” teriak Ran. Shinichi angkat bahu.
“Well, Ran. Kamu cinta pertamaku. Aku tidak masalah. Dan, oh, ayo Kuroba, Hakase, Miyano, Av.” Senyum Shinichi. Heiji lalu berdehem.
“Hei, Kudo! Aku ikut,” kata Heiji, menggandeng tangan Kazuha.
“Aku disini aja,” kata Kazuha menolak.




“Mataka, Kudo! Kau ceroboh!” omel Heiji. “Jatuh cinta pada tunangan orang! Huh” Kudo hanya tersenyum saja.
“Aku tidak suka dia sih,” Shinichi angkat bahu. Heiji hanya tertawa tertahan.
“Ngomongin apa sih?” Kaito muncul.
“Hush! Kaito! Omongan orang!”
Mulai lagi…
“Kalian benar-benar tunangan?” Tanya Heiji penasaran. Tadinya Kaito ingin memulai lagi, tapi Av terdiam.
“Aku mencintainya,” aku  Av, melelehkan bulir air mata.
“eh…eh Av?” Kaito salah tingkah. Dia pun mencoba normal dan memeluk Av. Heiji dan Shinichi yang melihat ini blushing.
“Oi oi, Kuroba! Bukan disini, kan?” Heiji mencoba memecah keheningan. Kaito tersenyum menggoda. Lalu dia hanya menyibak rambut Av, dan melepaskannya.
“Yah, kalau kaubilang begitu”






“Apa Snake sudah ditangkap?” tranya Av pada Kaito. Kaito hanya tersenyum saja.
“Aku tidak tahu. Tapi…”


Aku butuh kau.
Shinichi



“Apa maksudnya? Aku akan BUGH!”




Secara singkatnya pembaca, Kaito ditangkap dan Shinichi diinterogasi apakah dia tahu identitas asli Kaitou Kid. Dan kemudian Shinichi tidak memberi tahuu, Av menelpon polisi dan Snake pergi. Kaito selamat berkat Shinichi.


“Kita akan menikah sekarang?” Tanya Kaito saat mereka selesai kuliah. Av menunduk, dalam sekali, dan cepat memutar otakya, refleks otaknya menyuruh kepalanya menggeleng.
“Kaito, kita akan berkelana selama setahun. Setelah setahun, baru kita menikah.” Av memberi keputusan. Kaito hanya kecewa.
“Berjanjilah, jangan mempunyai kekasih.” Kata Kaito. Av tersenyum lembut.
“Tentu saja,” dan keduanya kembali berciuman mesra, sehingga orang yang lewat jadi sweatdrop.



Rambut hitam coklatnya berkibar. Ya, berkibar. Dia terus menatap pria dengan gagah, dikelilingi perempuan yang terkagum.  Perempuan itu tersenyum angkuh pada yang satunya, lelaki itu hanya balas menatap. Seperti gerak yang sudah direncanakan, mereka saling mengangkat tangan. Perempuan dikerumunan itu bingung, lalu mereka saling tertawa cekikikan. Dan terlihatlah cincin di jari manis masing-masing. Perempuan itu, memakai cincin emas, sang lelaki, juga. Mereka membulatkan mata mereka, dan berjalan secepat mereka bisa. Dan mereka semakin mendekat.. dan mereka memeluk.
“Kaito~” kata perempuan itu.
“AV!” kata lelaki itu.
“Su…summimasen. Senpai, anda sudah tunangan?” Tanya salah satu gerombolan itu. Mereka tidak digubris, dan sang permpuan terisak-isak.
“Kaito, sudah lama aku tidak melihatmu. Aku…” isak sang perempuan.
“Sama disini Av. Kita di Jepang. Akhirnya. Kau tahu, aku sangat merindukanmu. Bagaimana kalau ke restoran? Oh, ya.  Si ular sudah hancur,” senyum lelaki itu. Sang perempuan  melingkarkan tangannya di leher si lelaki, memeluknya penuh rasa syukur. Orang gerombolan hanya bisa melongo. Mereka bergandeng tangan.


“He? Jadi kalian menikah, huh?” sesosok berjas hitam datang. Rambutnya rapi. Av yang sedang dirias menoleh. Dia tersenyum.
“Maaf Shinichi, tidak melakukan itu kecuali aku sudah melakukannya dengan Kaito,” senyum Av  manis.  Shinichi mendekat.
“Hoo… tidak apa-apa dong, seharusnya?” tanyanya nakall. Av tersenyum. Dia lalu berdiri. Cantik, pikir Shinichi.
“Meitantei nakal sekali. Aku harus segera pergi lho.” Shinichi tersenyum saja. Dia lalu membelai pipi Av.
“Aku harus membuat perjanjian dengan Kuroba. Bye dear” Shinichi pergi. Av segera menemui Kaito.


“Dan keduanya dipersilahkan berciuman.” Jawab orang itu, dan Av segera meraih leher Kaito, dan mereka merasakan kehangatan bibir masing-masing. Senyum tersungging dibibir Av. Herannya, semua langsung bersorak sorai. Av melempar buket bunga. Shinichi mendapatkannya.


1 komentar: